Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Individu Baru

5 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 5 Februari 2024   13:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Individu Baru

Istilah ini muncul begitu saja ketika membayangkan ketidakserupaan Saya dengan role-role model saya. Rasanya merasa gagal ketika jauh dari ekspektasi seharusnya antara yang mengikuti dan diikuti. Apalagi ketika sudah ada cap dari orang sekitar sebagai orangnya si Anu bukan Anunya si orang.

Terkadang, bukan permasalahan orang sudah mencap diri sebagai siapanya siapa, apanya siapa, mirip dengan siapa, seharusnya mirip atau istilah serupa lainnya. Tetapi pikiran yang sudah men-setting diri untuk serupa dengan role model tadi membuat Kita terpenjara bahkan terbelenggu. Sayangnya, bukan lagi sipir penjara yang memegang kunci. Tapi diri sendiri yang terlebih dahulu telah mengizinkan diri untuk dikunci. Mungkin bahkan sipirnya itu ya diri sendiri.

Kemudian dalam mencita-citakan jadi seperti role model. Sebenarnya ada yang memang berhasil menjadi tiruannya dalam artian benar-benar mirip. Ada juga yang bisa meniru sekaligus mengembangkannya. Terakhir sebut saja mereka yang gagal jadi tiruan. Tak usah lah membohongi gagal menjadi tiruan, dengan alibi berhasil menjadi sosok berbeda.

Namun pada dasarnya, apapun hasil akhir yang dicapai. Tiba-tiba saja terbayangkan dipikiran ini istilah individu baru. Awalnya, yang dimaksud dengan individu baru ialah bahwa Kita tidak akan pernah bisa menjadi seperti role model yang diimpikan semirip mungkin. Justru seharusnya menjadi individu autentik Kita adalah individu baru ketika dilahirkan ke dunia ini. Ibaratnya sebuah permainan dalam video game, Kita adalah pemeran utamanya bagi diri sendiri. Bukan NPC.

Akan tetapi, sebagaimana term individu baru digunakan dalam istilah biologi untuk makhluk yang sudah terlepas dari induknya. Individu baru tetap akan memiliki keterkaitan kuat dengan inangnya. Tidak bisa lepas dari induknya begitu saja. Karena sebagai individu baru, Kita merupakan potongan yang berkembang dari individu lama alias induk itu tadi. Disinilah pentingnya percaya diri sebagai individu baru tapi juga sadar diri bahwa Kita berhutang pada individu lama yang menjadi fondasi berkembang.

Ada beberapa contoh yang menunjukkan bahwa anak yang merupakan individu baru itu bisa bebas sebebas-bebasnya dari pengaruh induk. Kan'an anak Nuh misalnya. Kurang apalagi ayahnya yang seorang nabi, tapi anaknya menjadi manusia yang durhaka kepada Tuhannya? Atau sebaliknya, Ibrahim yang seorang nabi, Ayahnya justru pemahat berhala yang dipertuhan.

Baca juga: Jagat Alit

Okelah, ada perdebatan tentang apakah Azar itu benar-benar ayahnya atau saudara ayahnya yang menjadi bapak angkat. Nabi Musa jadi seorang nabi diasuh oleh induk yang bernama fir'aun. Sedangkan Musa bin Dzhafar As-Samiri yang dididik oleh Jibril menyesatkan umat. Salah satu sya'ir dari Kitab Tafsir Shawi menggambarkannya dengan sebagai berikut:

#

"Musa yang dipelihara Jibril menjadi Kafir, sedangkan Musa yang dipelihara fir'aun justru menjadi rasul"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun