Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Tak Pasti untuk Memastikan yang Tidak Pasti

8 September 2022   05:46 Diperbarui: 8 September 2022   05:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selewat sulit dipahami, karena memang bukan untuk dipahami. Orang-orang yang mengalami saja yang dapat menggunakan dan memaknai judul di atas. Setelah melewati berbagai proses untuk terlepas, memperjuangkan, dan terus berupaya akan tetapi masuk kembali ke lubang yang sama.


Setelah sebelumnya dengan yakin berjanji, memastikan untuk berjuang tidak mengulangi kesalahan yang sama atau hal semacamnya. Ia kembali jatuh dan jatuh ke lubang yang sama. Lalu orang ini merasa hina tapi sebenarnya dalam lubuk hati yang dalam dengan kukuh ia ingin bisa mencapai target tersebut dan mempertahankannya.


Kita ambil contoh orang yang terjerat narkoba. Kalau ditanya apakah narkoba itu nikmat? Ya, narkoba itu nikmat. Tapi apakah juga menyiksa dan memberikan dampak buruk? Ya, juga memberikan dampak buruk. Lalu apakah harus ditinggalkan? Orang yang terjerat menjawab dengan pasti dan yakin " ya, saya berjanji sekuat mungkin untuk keluar dari jerat narkoba ini".


Akan tetapi pada kenyataannya, jerat tanpa akhir narkoba ini terus menghantui sang pengidap. Sembuh beberapa hari, bulan, bahkan mungkin tahun, ia kembali dan kembali lagi. Menghantui kehidupan hingga hanya kematian yang bisa menghentikan bayang-bayang narkoba ini.


Ketika memastikan diri dengan percaya dirinya mengatakan "saya tidak akan kembali pada narkoba". Justru terpeleset pada kesombongan dan lupa pada seberapa besar dan sulit upaya terlepas dari narkoba. Lalu akhirnya kembali lagi memakai narkoba. Sehingga terus begitu, terjebak dalam lingkaran setan.


Maka, untuk mengatasi pengulangan jatuh ke lubang yang sama. Baik dalam hal narkoba, adiksi lain, maupun keburukan-keburukan lain dalam hidup. Beberapa orang menggunakan kata-kata tidak pasti, untuk memastikan ketidak pastian.


Sebagai contoh, "untuk saat ini Alhamdulillah saya tidak memakai narkoba". Kalimat tersebut sebenarnya menggantung. Entah esok, atau lusa, dia tak memastikan.


Tapi, secara tidak langsung, ia juga memastikan bahwa untuk sementara ini ia tak memakai narkoba. Atau kembali ke pembahasan awal, tidak kembali jatuh ke lubang yang sama. Karena, untuk memperjuangkan, dan mempertahankan kondisi tetap berada di jalan yang benar serta tak lagi masuk terperosok ke lubang yang sama bukanlah hal yang mudah.


Sehingga, sebagai upaya untuk memastikan sementara waktu dan tetap berhati-hati kedepan. Bahasa-bahasa tak pasti seperti: "untuk saat ini, sementara waktu, mungkin, dll" sangatlah membantu bagi orang yang tengah berjuang keluar dan tak kembali ke lubang yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun