Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nilai Sastra dalam Kandungan Alquran adalah Suatu Keagungan Allah SWT

9 Maret 2024   21:01 Diperbarui: 9 Maret 2024   21:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Selanjutnya, mengapa bahasa Alquran  di penuhi dengan unsur estetika tinggi? Sebagaimana diketahui bahwa Alquran adalah sebuah mukjizat hebat dan agung yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw atau Rasulullah penutup segala nabi.

Rasullullah dilahirkan dari bangsa Arab yang senang bersyair dan berkuda. Dahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. dilahirkan ke bumi. Bangsa arab dikenal paling suka bersyair.  

Setiap tahun mereka melaksanakan lomba menulis  dan membaca syair. Syair -syair yang menang dalam  lomba tersebut selalu ditempelkan pada dinding Kakbah sebagai wujud kebanggaan bangsa Arab. 

Selanjutnya, mengapa  bahasa Alquran bernilai sastra  diturunkan di Arab. Hal ini bertujuan  mengalahkan nilai estetika yang dimiliki oleh syair -syair yang dituliskan dalam bahasa Arab . Syair - syair tersebut  merupakan suatu kebanggaan yang sudah menjadi tradisi pada masyarakat Arab.

Kentalnya nuansa sastra dalam Alquran telah menarik simpati dan perhatian para peneliti sastra di dunia ini. Setiap kisah atau cerita berkaitan dengan sejarah disampaikan dengan bahasa yang indah.

 Intinya  bahasa sastra yang dikandung oleh Al-Qur'an tidak bisa dipahami secara sembarangan. Artinya,  ada Ilmu khusus yang berusaha membongkar semua tanda dan bahasa yang indah dibalik bahasa Alquran. 

Untuk memahami hal tersebut dapat dilihat pada salah satu ayat Alquran yang bercerita tentang bagaimana  cara seorang laki-laki memperlakukan istrinya.

Seperti pada Alquran surat Al-Baqarah ayat 223 artinya: Istri - istrimu adalah sawah ladang bagimu, maka datanglah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai.  Dan utamakan lah ( yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah ( kelak) Kamu akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.

Indah sekali nilai sastra yang ada dalam ayat tersebut, bagaimana sebuah perumpamaan yang mudah dipahami tidak terjadi multitafsir atau bersifat sublimitas.  

Betapa lembutnya sebuah perintah untuk memperlakukan seorang istri oleh seorang suami. Ketika seorang isteri dibandingkan dengan sawah ladang adalah sebuah asosiasi yang luar biasa.

Artinya, ada pertautan uniik dan mudah dipahami antara seorang perempuan dengan sawah ladang. Konsep ini berlaku ketika berbicara ladang,  maka seorang laki-laki harus memperhatikan secara matang tingkat kesuburan. Hal ini untuk memberikan gambaran bahwa tanaman apasaja yang ditanam dapat tumbuh subur sebagai keturunan selanjutnya yang diridhai Allah Swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun