Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Drama: Antara Konsep dan Penulisan Naskah

28 Februari 2024   09:32 Diperbarui: 28 Februari 2024   09:38 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


 Penokohan
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam suatu drama. Bagaimana sifatnya, tingkah lakunya, maupun postur tubuh tokoh tersebut. Di samping itu pun menentukan jenis pelaku, apakah tokoh tersebut termasuk pelaku utama atau termasuk pelaku pembantu. Jelasnya penulis drama harus menentukan jenis-jenis pelaku dalam lakon yang ditulisnya, hal tersebut disebut pula dengan penokohan. Adapun jenis-jenis tokoh dalam drama.

1) Tokoh pembantu, tokoh yang kontras dengan tokoh yang lain. Dia mungkin merupakan minor character yang berfungsi sebagai pembantu saja, atau mungkin pula ia memerankan suatu bagian penting dalam lakon itu, tetapi secara incidental bertindak sebagai seorang pembantu.
2) Tokoh serba-bisa; tokoh yang dapat berperan dengan tepat dan tangkas. Dia dapat berperan sebagai orang berkedudukan. Kemampuan tokoh yang serba bias, serba round inilah yang membuat tokoh individual yang sebenarnya itu semakin menjadi luar biasnya, semakin menarik hati.

3) Tokoh statis  adalah  tokoh   yang  mengalami perubahan, perubahan yang dialami meliputi , perkembangan watak  sebagai dampak dari peristiwa yang dialami.  

Setting
Analisis setting dalam dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam naskah. Hasil analisis setting menggambarkan pilihan tempat dan waktu yang secara dinamis menampung rangkaian peristiwa yang dialami tokoh. 

Pilihan unsur artistik yang mendukung setting baik yang bersifat visual maupun auditif dapat menjadi simbol yang menjelaskan tema yang disampaikan melalui tokoh.  Misalnya, layar panggung berwarna hitam dan suasana angin dan halilintar menjadi simbol kepedihan atau duka cita, sebaliknya warna kuning dan musik klasik dapat menjadi simbol dari kekuasaan dan keagungan. (Kisyani Laksono, 2007:9.50)

Gaya Bahasa
Fungsi utama bahasa yakni mengembangkan dialog tokoh. Tokoh dalam naskah drama saling berinteraksi dengan media dialog. Pilihan kata, kalimat, ungkapan, simbol bahasa dan gaya bicara tokoh menggambarkan latar belakang sosiokultural tokoh. Bahasa menandai ciri kepribadian tokoh. 

Tokoh dengan pemahaman dan pengahayatan nilai moral yang tinggi cenderung memilih kata-kata yang berkonotasi positif, kalimat yang bermakna, dan sopan. Sebaliknya, tokoh yang mengabaikan nilai moral memanfaatkan bahasa sebagai alat untuk mewujudkan keinginan meskipun dengan merugikan pihak lain. (Kisyani Laksono, 2007:8.50)

Dialog
Dialog memang unsur yang penting dalam drama, karena dengan dialog-dialog inilah sebuah cerita akan terungkap, watak para pelaku, dan lain sebagainya. Dalam menulis dialog drama harus memenuhi beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh Muchlisoh (1991:397) yaitu.“ Dialog hendaknya ditulis untuk mencerminkan apa-apa yang telah terjadi selama permainan, selama pementasan, dan juga harus mencerminkan pikiran dan perasaan para tokoh yang turut berperan dalam lakon ini.

 Jangan hendaknya ada kata-kata yang tidak perlu; artinya dialog itu ditulis dengan jelas, terang, dan menuju sasaran (to the point). Kalau rima dan idiom percakapan yang aktual telah dikuasai benar-benar, maka para pembaca merasa bahwa dialog-dialog itu adalah wajar, alamiah.  

Akting
Dalam drama juga perlu memperhatikan akting para pelaku yang ditulisnya. Dalam proses penulisan, penulis harus akrab dengan karakter dan gerak langkah yang harus diperbuat oleh aktor-aktor yang dimainkannya di dalam naskah tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada naskah drama yang ditulis di dalam kurung atau kramsgung. Kramagung ini ibarat perintah penulis bagi para aktor untuk berbuat sesuatu, berbuat sesuatu itu harus dengan akting.  


Akting atau teknik bermain ini unsur drama yang penting yang harus diperhatikan baik oleh penulis maupun oleh para pemain. Dialog-dialog yang ditulis harus diucapkan dengan baik dan harus diimbangi dengan gerak ekspresi wajah tepat sesuai dengan yang diharapkan dalam naskah drama tersebut. Kalau Anda mengucapkan ”Aku lelah dan perutku lapar….” Tanpa ekspresi wajah dan gerak yakin, pesan yang terkandung dalam teks drama itu tidak akan sampai kepada penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun