Debat Capres-Cawapres adalah Indikator Pembangunan Negeri ke Depan

Debat calon presiden dan wakil presiden diatur oleh orang-orang  profesional di bidangnya. Orang yang dipilih tentunya sesuai dengan indikator yang ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU). Agar debat berlangsung secara sistematis dan terarah tentunya dibutuhkan panelis debat.Sedangkan  panelis itu sendiri adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas memberikan tanggapan terhadap masalah-masalah yang krusial berkaitan dengan pembangunan, baik berkaitan dengan pendidikan ekonomi, budaya dan masalah-masalah yang dirasa penting yang membutuhkan penyelesai secara nyata.  

Selain memberikan tanggapan tugas panelis adalah menyampaikan pertanyaaan atau tanggapan  dan memberikan kasus -kasus yang berhubungan dengan pembangunan negeri ke depan. Dari kasus dan pertanyaan yang ditanggapi oleh para capres dan cawapres menjadi indikator kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang ditawarkan . Ini akan memberi dampak besar bagi masyarakat untuk menentukan arah pilihan pada saat pemilu berlangsung. 

Pertanyaan yang  diberikan panelis  sudah diseleksi terlebih dahulu, baik dari segi bahasa maupun  kualitas pertanyaan yang sudah ditulis. Biasanya  penentuan pertanyaan yang diajukan panelis sudah melalui sensor orang-orang akademik dan bersifat rahasia. Artinya para capres dan cawapres tidak mengetahui. Selanjutnya indikator-indikator yang muncul dari pertanyaan tersebut dari segi konstruksi dan bahasa tidak memunculkan makna ganda. Ini perlu sekali dikuatkan, karena dari pertanyaan panelis inilah calon presiden dan wakil presiden akan menampakkan kualitasnya bahwa Ia layak untuk jadi presiden dan wakil presiden terpilih  untuk lima tahun  ke depan. 

 Saling Melempar Pertanyaan 

Pada bagian ini setiap paslon diberikan kesempatan kepada pasangan lainnya untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan berkaitan tentang isu -isu yang berkembang baik di dalam maupun luar negeri. Pertanyaan yang diberikan juga dapat dijadikan sebagai indikator bagi pemilih untuk menilai kecakapan dalam berbahasa. 

Isu isu yang berkembang dan belum ada jalan keluar atau solusi lebih mendominasi pada sesi ini. Pertanyaan yang diberikan bisa dapat berupa mengharapkan tanggapan atau tindakan yang akan diambil oleh pasangan calon yang menerima pertanyaan . 

Hal ini juga berbanding terbalik, dari jawaban yang diberikan oleh pasangan calon.Pemi;lih atau masyarakat dapat menilai bagaimana tingkat intelektualitas yang dimiliki oleh pasangan tersebut.?  Hal  ini sangat efektif karena kegiatan debat calon presiden dan wakil disiarkan secara live srteaming   pada semua channel televisi baik nasional maupun televisi swasta. 

Saling melempar pertanyaan diberikan secara merata dengan waktu yang sudah ditentukan. setelah calon presiden  diberikan kesempatan saling melempar pertanyaan dan menjawab. Calon wakil presiden juga mendapat kesempatan yang sama mengenai waktu bertanya dan menjawab juga sama seperti yang diberikan kepada calon presiden . Hal ini berlangsung pada tempat dan waktu yang sama, akan tetapi diatur secara bergiliran. lagi-lagi kualitas isi pertanyaan dan jawaban dari para calon wakil presiden menjadi indikator pembangunan ke depan.

Pernyataan Penutup

Pertanyaan penutup atau close Statemen adalah  pernyataan yang diberikan oleh pasangan calon presiden terhadap apa yang sudah disampaikan pada saat penyampaian  visi-misi pada tahap pertama.  Pernyataan-pernyataan penting yang disampaikan berisi  program-program dan komitmen yang akan dilakukan setelah mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden .   Pernyataan penutup biasanya disampaikan secara sistematis, rapi dan berkelas. Pertanyannya adalah adakah pengaruh pernyataan penutup para capres pada saat melakukan debat persiden?. Jawabannya ini memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap pemilih. Penyataan penutup merupakan kampanye intelektual pada bagian akhir yang merupakan moment penting bagi pemilih dan calon itu sendiri.

Pernyataan penutup yang disampaikan menggunakan bahasa yang lugas, efektif dan persuasif. Lugas artinya tidak bertele-tele, langsung pada sasaran. Selanjutnya pernyataan yang disampaikan tidak boleh bermakna ambigu.