Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepribadian Guru dan Kecerdasan Artifisial Inteligensi ( AI)

29 Oktober 2023   14:04 Diperbarui: 2 Desember 2023   17:45 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hanya guru itu sendiri yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Selama ini mereka sudah merasakan hal itu,  ketika  tampil di kelas -kelas pembelajaran. Dulu mereka berfungsi sebagai sumber ilmu atau pustaka berjalan di tengah kehidupan siswa. Namun  sekarang mereka hanya berfungsi sebagai salah satu fasilitator di kelas belajar. 

Menjadi fasilitator adalah sebuah tugas yang membutuhkan kepribadian yang kompleks sehingga menarik minat belajar peserta didik. Dengan memiliki sikap dan kepribadian yang baik dan berkarakter menjadikan guru untuk ditiru dan digugu. 

Namun dengan kondisi negeri dan arus informasi yang begitu deras, sehingga akhlak masyarakat mulai rubuh digerus arus perubahan yang mengerikan apakah guru masih bisa ditiru dan digugu? Lagi- lagi hanya guru yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. 

Guru Harus Mempersiapkan Diri

Menjawab tantangan Artifisial Inteligensi ( AI) para guru harus mempersiapkan atau meng -Update diri semaksimal mungkin di tengah gempuran teknologi seperti ini. Jika para guru masih menggunakan pola zaman dahulu dengan mengandalkan materi pembelajaran yang dapat dil  kampus ketika masih menjadi mahasiswa, siap - siap untuk digilas zaman dan dijauhi peserta didik. Ini zaman gila! Semua bisa dikerjakan dalam waktu cepat dan menghasilkan produk yang berkualitas. 

Para guru harus mengulik ulang semua kompetensi yang dimiliki diarahkan kepada teknologi untuk dapat menyandingkan dan menggunakan kecerdasan Artifisial Inteligensi  (AI) sebagai media belajar. Jauhilah dari konsep usia " bahwa kita sudah tua' tidak ada waktu lagi. Kalau masih bersandar pada hal tersebut dan tidak berani keluar dari zona nyaman. Siap -siap saja para guru akan menjadi penggnguran berllmu dan berdedikasi tinggi dalam pendidikan. 


Para guru memang tidak disiapkan untuk jadi penganguran berilmu dan berdedikasi terhadap pendidikan. Bila hal di atas tidak jadikan sebagai pertimbangan untuk bertahan di;tengah gempuran aplikasi  yutuber dan google sebagai mesin pencari.

Simpulan 

Intinya hanya kepribadian yang tersisa untuk bisa bertahan dan menjadi guru saat ini . Selebihnya sudah  ditemukan cara- cara baru mendapatkan pengetahuan, konsep dan ketrampilan  dalam kecerdasan Artifisial Inteligensi (AI) Kecerdasan ini terus diperbarui seiring perkembangan zaman. . Semoga tulisan ini menjadi masukkan  kepada para guru dimanapun berada. Mari kita jadikan tulisan ini sebagai introspeksi diri dalam menghadapi  pembelajaran yang begitu canggih dan menarik.

Penulis adalah Pemimpin Jurnal Aceh Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun