Mohon tunggu...
Muji Setiyo
Muji Setiyo Mohon Tunggu... Professor in Mechanical and Automotive Engineering UNIMMA

Muji Setiyo adalah dosen dan peneliti aktif di Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang - Kampus Unggulan Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Trip

Fenomena Es di Dieng dan Sampah: Ketika Keindahan Alam Tercoreng oleh Ketidakpedulian

24 Juli 2025   00:27 Diperbarui: 24 Juli 2025   00:27 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah berserakan di lokasi wisata es di Dieng (Sumber: https://muji.blog.unimma.ac.id/)

Pagi itu, Minggu 20 Juli 2025, saya berdiri di kawasan lapangan dekat Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng. Suhu menusuk tulang, kabut tipis menggantung, dan embun es mulai terlihat menutupi rerumputan dan dedaunan. Fenomena alam yang langka ini memang selalu berhasil menarik perhatian ribuan wisatawan dari berbagai daerah. Tidak hanya karena keunikan suhu ekstrem di musim kemarau, tapi juga karena suasana magis yang ditawarkan oleh alam Dieng.

Namun, di tengah kekaguman saya akan karunia alam ini, ada pemandangan lain yang menyayat hati, yaitu sampah. Plastik bekas makanan, bungkus minuman, dan berbagai limbah kecil lainnya berserakan di sekitar lapangan dekat komplek candi. Keindahan es di pagi hari itu seakan ternoda oleh jejak-jejak manusia yang enggan peduli.

Saya lalu merekam sebuah pesan singkat, yang intinya mengajak para wisatawan untuk menjaga kebersihan:

"Rekan-rekan semua yang pergi ke Dieng untuk melihat es di wilayah Candi Arjuna ini, tolong dijaga ya. Jangan sampai sampah-sampah plastik begini dibuang sembarangan. Yuk, kita jaga lingkungan ini biar tetap lestari..."

Es Itu Hadiah dari Alam, Bukan Tempat Sampah Kita

Embun es yang terbentuk di Dieng adalah simbol dari daya tarik wisata alam Indonesia yang luar biasa. Di tempat lain, kita mungkin harus terbang ribuan kilometer untuk bisa menyaksikan lanskap berselimut es. Tapi di negeri kita sendiri, keajaiban itu datang tanpa diminta. Bukankah ini seharusnya membuat kita lebih bersyukur?

Sayangnya, rasa syukur itu sering kali tidak diwujudkan dalam tindakan nyata. Banyak pengunjung datang, menikmati, lalu pergi meninggalkan jejak sampah. Mereka datang untuk menyaksikan keindahan, tetapi juga ikut merusaknya. Seolah-olah kehadiran mereka ke sana tak lebih dari sekadar 'checklist wisata', tanpa tanggung jawab sosial dan ekologis.

Sampah Bukan Sekadar Masalah Estetika

Masalah sampah bukan hanya merusak pemandangan. Ia juga membawa dampak jangka panjang yang sering kali tak kasatmata. Sampah plastik butuh ratusan tahun untuk terurai. Jika dibiarkan, ia bisa mencemari tanah, mencemari air, dan bahkan mencemari udara bila dibakar sembarangan. Lebih dari itu, ia bisa merusak reputasi wisata lokal yang seharusnya menjadi kebanggaan.

Dalam jangka panjang, jika fenomena ini terus terjadi, bukan tak mungkin kawasan wisata akan menurun kualitasnya. Wisatawan yang lebih sadar lingkungan mungkin akan memilih tempat lain yang lebih bersih dan terjaga.

Solusi Sederhana yang Bisa Dilakukan Wisatawan

Tidak sulit sebenarnya untuk menjaga kebersihan. Berikut beberapa langkah kecil tapi berarti:

  1. Bawa kantong sampah sendiri > Simpan sampahmu dan buang di tempat yang semestinya.

  2. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai > Bawa botol minum dan tempat makan sendiri.

  3. Jangan mengandalkan petugas kebersihan > Ingatlah bahwa lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

  4. Ingatkan dengan sopan orang di sekitar > Kadang satu kalimat bisa membuat orang sadar, berikan contoh yang benar.

Menikmati dan Menjaga, Dua Hal yang Tak Terpisahkan

Dieng bukan hanya milik warga Wonosobo atau Banjarnegara. Ia milik kita semua sebagai bangsa yang diberkahi alam luar biasa. Tapi hak atas keindahan juga datang bersama kewajiban untuk menjaga. Jangan sampai generasi berikutnya hanya bisa melihat Dieng yang indah lewat foto-foto masa lalu karena kita abai di masa kini.

Mari kita jaga Dieng. Jangan hanya datang untuk menikmati embun es, tapi juga tinggalkan jejak kebaikan, bukan sampah.

muji.blog.unimma.ac.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun