Perkembangan awal metaverse pada sektor perawatan kesehatan sebenarnya telah ditandai dengan pengadopsian teknologi VR dan AR, antara lain untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan medis misalnya program AR digunakan untuk mensimulasikan pertemuan pasien dan pembedahan, memungkinkan mahasiswa kedokteran untuk memvisualisasikan dan mempraktikkan teknik baru. Lebih lanjut pada metaverse dengan dukungan AI, robot bedah akan belajar cara mengoperasikan bedah pada manusia.
Selain itu, metaverse mendukung prosedur bedah dan penilaian pra/pasca operasi. Misalnya pengangkatan tumor kanker hingga melakukan operasi tulang belakang yang rumit dengan tingkat ketepatan dan fleksibilitas bedah yang lebih baik.Â
Begitupun penilaian pra-operasi dan pasca-operasi juga dapat mengambil manfaat dari penggunaan AR untuk mengoptimalkan hasil bedah dengan intervensi yang lebih dipersonalisasi yang berakar pada analitik data.
Lebih lanjut metaverse dapat berdampak pada kesehatan, kebugaran, dan kualitas hidup. Penggunaannya dalam skenario perawatan kesehatan sebagian besar terbatas pada aplikasi kesehatan dan kebugaran saat ini, misalnya AR digunakan untuk memberikan latihan yang lebih cerdas dengan bimbingan dari instruktur virtual. Begitupun VR dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita demensia.
Solusi yang melibatkan VR dan AR diharapkan meningkatkan pengalaman dan hasil pasien. Namun apakah metaverse kemudian dapat digunakan dalam waktu dekat pada perawatan kesehatan?Â
Jawabannya tentu akan diperoleh seiring dengan perkembangan lebih lanjut dari teknologi metaverse itu sendiri. Di mana teknologi ini memiliki potensi luar biasa untuk transformasi dan peningkatan layanan kesehatan.