Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jalan Terang Jualan Daring

12 Agustus 2018   22:56 Diperbarui: 12 Agustus 2018   23:36 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Makassar dari tempat Diskusi (gb.pribadi)

"saat ini, JNE menerima 19 hingga 20 juta kiriman perbulan" kata Mayland dengan yakin. Perusahaan pengiriman logistik nasional ini menginvestasikan 400 milyar untuk infrastruktur di lahan seluas 39.000 meter persegi yang rencana dirampungkan 2019 mendatang.    

Selain itu, pihaknya juga semangat berpacu dengan kecepatan dunia industri sekarang ini dengan diadakannya ASP (Automatic Shorting Machine).  Fasilitas robot sortir otomatis ini akan mensortir sekitar 48.000 kiriman per jam.

Perkembangan pengiriman juga sangat terasa hingga di kota kedua, daerah jangkauan yang jauh, hingga kota dengan potensi komoditas yang sebenarnya minim. Pengakuan Mayland, momentum mengejutkan ini kerapkali terjadi saat Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) ketika biaya pengiriman menjadi nol rupiah. Volume pengiriman barang yang besar dengan keragaman variasi yang tinggi terjadi khususnya ke daerah seperti Papua dan Papua Barat.

"Kalau dulu, yang komplain pengiriman hanya penerima barang, tapi saat ini yang komplain bisa sampai 4 orang: pengirim, penerima, market place, dan anaknya si pengirim." lanjutnya yang langsung disertai tawa peserta diskusi. Pengguna jasa memanfaatkan media sosial untuk mengeluhkan layanan yang tidak sesuai harapan.  

***

Mengomentari paparan pihak JNE, Kominfo memberikan pandangan dan wawasan yang menguatkan alasan mengapa perusahaan kurir seperti JNE bisa tumbuh dengan pesat. Bagi Azhar yang sudah berkarir di Kominfo Divisi E-Business sejak 2011 menyampaikan hasil beberapa kajian yang pernah dilakukan kementerian tempatnya bernaung.

"Kajian 2008 menunjukkan potensi ekonomi bisnis daring sebanyak 3800 trilyun dengan 500 trilyun terdapat di Jakarta sendiri" katanya.

"2012, dilakukan lagi kajian yang menyatakan bahwa ternyata dengan online berhasil meningkatkan pendapatan para pelaku bisnis ini sebesar 25 hingga 35 persen."

Hal yang menarik menurutnya adalah masyarakat ternyata sangat pandai memanfaatkan celah bisnis daring ini sekaligus untuk mengakomodiasi kepentingan yang lebih besar, untuk sosial maupun keagamaan.

Misalnya, daging kambing yang sejatinya dibeli dan dipotong di Jojga, ternyata untuk diberikan kepada masyarakat Muslim Malasyia dan Singapura yang bermaksud menyelenggarakan aqiqah. Semua proses didokumentasikan dengan baik lewat foto dan video lalu dikirim ke pengguna jasa.  

 Juga termasuk kasus para pelaku bisnis yang mengakomodasi para pengguna jasa yang ingin berbelanja di pasar tradisional tapi tidak ingin berbecek-becek. Semua diakomodasi lewat teknologi dan jasa pengiriman yang apik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun