Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keseruan Belajar di English Studio dengan Cambridge English Books

6 November 2016   05:27 Diperbarui: 6 November 2016   20:01 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dok. English Studio Indonesia)

Nah, sebagai gantinya, di waktu luang, saya cukup rajin hunting buku-buku non-IELTS pas wiken. Hasilnya begitu banyak. Ada Academic Writing, Cambridge English Series, Noam Chomsky, Paulo Freire, Harvard Business Review Press, BBC Books, Penguin Books, MIT Press, macem-macem. Cari buku-buku ini butuh kesabaran ekstra. Saya sampai merelakan WAKUNMAN (waktu kunjung teman) demi mengumpulkan satu persatu buku-buku itu tiap pekannya.

Tujuannya cuma satu, menikmati ilmu dan menikmati aliran bahasa Inggris yang cukup memikat hati saya. Utamanya, pada beberapa pengarang terkenal seperti kritikus Amerika Chomsky dll. Oya, beberapa buku itu telah saya cetak dalam bentuk buku. Mengagumkan. Mengikuti struktur kalimatnya itu: Amajing. You will find that good publication is always amazed you. Believe me, it works.

Ada juga lho yang ke ES berniat melanjutkan ke Saudi Arabia dan Turki (mudah-mudah tidak ada niat terselubung mo jadi TKW). Ada yang bahkan belajar IELTS untuk bisa kerja di luar negeri, dan itu sekarang tercapai lewat jalur WHV (Working Holiday Visa) yang ia tempuh. Penasaran kan gimana caranya? 

Yah, pada akhirnya, rejeki orang beda-beda ya. Nasib juga beda-beda. Usaha orang pribadi masing-masing, beda-beda. Jodoh juga begitu (apasih).

Jadi, silahkan ditajamkan dulu tujuannya jika mau ke ES. Semua tujuan pasti baik, dan punya daya dorong yang berbeda-beda. Itu saran saya aja sih. Hehe…

Keanehannya? (apa pula ini?)

Jangan harap dapat banyak teman. Atau sekedar menyaksikan dedek-dedek manis. Atau ketemu cowok-cowok keren (seperti saya (ehem.ehem). Karena biasanya, orang-orangnya serius semua untuk belajar. Students di ES juga terbilang terbatas. Untuk memaksimalkan kualitas. Heheh. Di jidatnya masing-masing sudah ada tulisan: Band 6.5 atau 7. Hehe. Saya mah, apa atuh. Di kepala saya cuma ada satu hal. Kapan lagi ya, warung Celebes jualan Coto Makassar?

Bisa dijamin teman kita ya, itu-itu mulu orangnya. sekelas tidak lebih dari delapan orang biasanya. Lima menit sebelum pukul enam pagi, mukanya sudah nongol yang rata-rata belum pada mandi. Kalau sekiranya ada aroma parfum, jangan percaya, itu adalah trik pengalihan paling common. Tetap saja naturalnya bauk, belum mandi.

Udah kayak hubungan teman KKN deh pokoknya. Hehe. Terus, pas pulang, muka lelah mereka juga menjadi hiburan. Itu lagi-itu lagi. Muka itu lagi, itu lagi. Hubungannya sudah seperti keluarga dekat. Kecuali kalo mo minjem duit (heheh).

Untuk intermezo, saya mo crita tentang Ani (Ani Novia, sumpah ini bukan lo yang gue cerita). Anaknya pake kacamata dan lulusan UI pulak. Tanda-tanda anaknya cerdas. Teman kelas di ES.

Pernah suatu ketika, dia minta ijin ga masuk seminggu. Sapa sangka anaknya yang mukanya mirip Sizuka sekaligus Chibi Maruko Chan (kalo lepas kacamata) ini punya kasus yang begitu gawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun