Kasus seismograf atau alat pengukur gempa yang memantau aktivitas gunung berapi yang terjadi kerusakan atau tidak berfungsi, misalnya, jangan sampai terulang kembali.
Atau, jangan sampai terjadi lagi, publik panik dan lari terbirit-birit, gegara bunyi sirene alat peringatan dini yang diklaim tidak berfungsi, tapi dengan liar tiba-tiba bunyi sendiri, misalnya.
Lakukan pendidikan dan pelatihan untuk publik dalam menghadapi bencana. Penyuluhan publik dan simulasi menghadapi bencana adalah penting. Agar publik tahu, terbiasa tenang dan tidak panik merespons kondisi saat bencana datang.
Evaluasi pembangunan gedung dan tempat tinggal. Apakah sudah memenuhi dan memadai benar-benar anti gempa dan tsunami.
Semua ini paling tidak adalah mitigasi atau ikhtiar untuk mengurangi dampak bencana. Mitigasi ini yang kerap menjadi masalah krusial setiap kali bencana datang. Saling lempar tanggung jawab dan kewenangan antar instansi atau lembaga selalu saja muncul.
Ke depan, ini semua harus menjadi agenda nasional mendesak dan program prioritas. Jangan sampai bencana keburu datang dan datang lagi.Â
Dan masalahnya itu-itu saja. Dari bencana ke bencana. Fokus pada soal mitigasi bencana saja. Ikhtiar tetap wajib. Setelah itu berserah diri pada Tuhan. Semoga Tuhan selalu melindungi kita. []