Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Menghilangkan Kecerdasan: Fokus Penampilan bukan Penalaran

4 Januari 2021   06:19 Diperbarui: 4 Januari 2021   06:37 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Wallpaperbetter.com

"Sekolah membodohi muridnya dengan aturan-aturan yang katanya berkedok kedisiplinan tapi nyatanya berbasis penindasan"

Saya adalah korban dari penindasan pendidikan, perkembangan saya dihambat oleh pendidikan yang ada, di sekolah saya, mustahil untuk menjadi pintar karena pendidikan, kalau mau pintar ya harus belajar sendiri.

Setiap tahun menggumamkan ikhwal-ikhwal promosi yang berlebih, layaknya korporasi yang baru berdiri, saat masuk sekolah bukan malah mendapat edukasi, tapi malah kecerdasan yang didiskualifikasi oleh aturan-aturan ala industri,  teringatlah saya pada sejarah kerja rodi.

Alasan mereka seperti itu ialah karena sekolah saya SMK, kita harus disiapkan menjadi pekerja di industri, saya mah hanya bisa bilang di dalam hati "memang literasi kalah dengan materi", biarlah guru menindas muridnya dengan dalil ketaatan, toh bukan kemerdekaan yang mereka gumamkan, melainkan romusha yang mereka lakukan.

Tema tulisan saya memang sangat sarkas, hal demikian adalah dampak kausal karena saya tertindas, jikalau saya dikata profokasi tuk melawan, biarkan saya mencontoh Bung Karno yang memproklamasikan kemerdekaan. Ups maaf, sangking kesalnya, saya sampai lupa dengan bahasan utama, marilah kita dengan perlahan memasuki pembahasan.

Membahas soal definisi dan fungsi pendidikan terlebih dahulu, Ahmad D. Marimba bilang bahwasanya pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, Malcom Forbes juga bilang bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengganti pikiran yang kosong menjadi pikiran yang terbuka.

Namun kata Horton dan Hurt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata, salah satunya mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. Hal tersebut mungkin benar secara kasat mata, tapi coba kita lihat tujuan utama pendidikan, para pakar seperti Freire, Ivan Illich maupun Driyarkara sepakat bahwa tujuan fundamental dari pendidikan adalah terwujudnya liberasi (pembebasan), homonisasi (pemartabatan), dan humanisasi (kemanusiaan).

 Boleh saja kita mengatakan bahwa sekolah adalah jalan untuk mencari kerja, tapi kata Freire, hal tersebut dapat menjadi suatu rentetan penindasan bagi manusia (baca : pendidikan kaum tertindas). Karena pada pandangan "sekolah untuk kerja", terdapat suatu kejanggalan-kejanggalan baik moral maupun intelektual, dimana pandangan tersebut mengasumsikan sejak dini bahwa pendidikan atau sekolah adalah wadah awal bagi para pekerja, sehingga kata Ivan Illich : sekolah telah menjadi belenggu masyarakat, sehingga masyarakat harus dibebaskan dari sekolah.

 Secara tersirat, makna perkataan tersebut bisa berarti :

 "Sekolah adalah tempat bagi para calon pekerja, untuk yang ingin menjadi pengusaha maupun penguasa, janganlah sekolah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun