Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK Kab. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip

30 Menit Bersama Juru Sapu Makam Sunan Prapen Gresik, Dapat Apa Saja?

1 Juni 2025   06:10 Diperbarui: 3 Juni 2025   14:58 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area Makam Sunan Prapen Gresik (Sumber: Dokpri)

Libur panjang akhir bulan Mei 2025, torehkan cerita peninggalan sejarah di kota santri, Gresik. Masih di daerah Gresik kota, tepatnya Kecamatan Kebomas, Desa Klangonan. Kurang lebih 400 meter dari parkir barat area Wisata Religi Sunan Giri Gresik, terhampar luas parkir kendaraan menuju makam Sunan Prapen. Jika Anda memasuki gapura Desa Klangonan, teruslah berkendara hingga temukan perempatan Jalan Sunan Prapen. Belok kanan, gas motor atau mobil dengan seksama, jalan naik nan tajam. Sampai di pertigaan, ambil arah ke kiri. Ke kanan akan menuju ke Makam Sunan Giri. 

Saya diarahkan parkir motor tepat di dekat tulisan "Makam Sunan Prapen", jukir datangi saya sambil ramah menyapa, "Dugi pundi?" (darimana?). Singkat saya menjawab, "Gresik mawon, Pak" (dari Gresik saja, Pak). Karcis warna kuning disedorkan. Rupanya jukir menunggu pembayaran, tertera di karcis Rp3.000. Lunas, saya langsung beranjak naiki anak tangga. Namun, sebelumnya saya izin kepada bapak juru parkir untuk pengambilan foto dia kompleks makam. Beliau menganggukkan kepala, tanda setuju. Area parkir ini hanya bisa menampung mobil pribadi, elf, dan sepeda motor. Kenapa bus dan dokar tidak termasuk didalamnya, sebab jalanan yang curam dan tidak terlalu lebar membuat bus susah naik ke area makam, begitu juga dengan dokar. Lantas keberadaan bus saat menurunkan penumpang di terminal Sunan Giri. 

Parkir Makam Sunan Prapen (Sumber: Dokpri)
Parkir Makam Sunan Prapen (Sumber: Dokpri)
Karcis sepeda motor (sumber: Dokpri)
Karcis sepeda motor (sumber: Dokpri)

Baru saja naiki satu anak tangga, saya menoleh ke tangan bapak juru parkir tadi, tergugah hati bertanya mengapa ada tiga warna karcis? Ternyata untuk membedakan jenis kendaraan serta besaran ongkos parkir. Merah untuk elf, besaran harga parkir Rp15.000. Sedangkan Rp8.000 karcis biru bagi pengendara mobil. Jika pakai jasa ojek dari terminal bus Sunan Giri, Anda dikenai ongkos sekitar Rp5.000. Perlu diingat, hanya ojek pakai rompi coklat yang bisa menempuh jalan Sunan Prapen. Biasanya peziarah ke Sunan Giri terlebih dahulu, kemudian baru ke Sunan Prapen. Kata orang Jawa, sowan sing tuwo ndisik (Kunjungi yang lebih tua terlebih dulu). Nama asli Sunan Prapen adalah Syekh Maulana Fatikhal. Mengingat Sunan Prapen adalah cucu dari salah satu wali songo yakni Sunan Giri. Keduanya merupakan penguasa Gresik di Giri Kedaton. Sunan Prapen putra dari Sunan Dalem. Beliau seorang multitalenta. Konon diceritakan bahwa Sunan Prapen adalah empu pembuat keris, raja ke-4 Kesultanan Giri, pendakwah, pelantik raja-raja Jawa hingga sering dijuluki Paus Jawa, dan  seorang pujangga. Menurut juru kunci makam, metode Sunan Prapen dalam berdakwah tidak memaksa masyarakat memeluk Islam. Sebagai raja di masa keemasan Gresik, Sunan Prapen memilih metode sharing kepada semua orang dalam mengembangkan dakwahnya. Sehingga lawan bicara tidak mudah tersinggung, baik dari berbagai lapisan ekonomi, sosial, dan budaya yang beragam. Hasilnya nyata, masyarakat Gresik maupun luar Gresik pun semakin bertambah mempelajari agama Islam.

Pemberitahuan bagi ojek selain rompi coklat dilarang memasuki rute Klangonan (Sumber: Dokpri)
Pemberitahuan bagi ojek selain rompi coklat dilarang memasuki rute Klangonan (Sumber: Dokpri)

Mendung siang tak surutkan niat saya terus kawal kaki melaju. Berhenti sejenak guna kula nuwun pada pengurus Yayasan Sunan Prapen. Saya ingat kata teman, jika ke makam Sunan Prapen jangan sesekali berisik, jaga lisan dan adab. Mitos yang beredar bagi peziarah yang beruntung akan temui sosok kera putih. Disinyalir perwujudan Sunan Prapen. Dikarenakan area makam dikelilingi pohon-pohon lebat dan tua serta berada di puncak bukit, daerah ini cenderung lebih singup dibandingkan makam Sunan Giri, dulu sering dijumpai kera berkeliaran. 

Pendopo Yayasan Sunan Prapen (Sumber: Dokpri)
Pendopo Yayasan Sunan Prapen (Sumber: Dokpri)
Setelah melewati pendopo, tepat di depan saya ada batu spesial. Bentuk lebih datar dari batu pada umumnya.  Batu ajaib yang dipercaya menjadi salah satu keistimewaan area makam yakni bisa membantu bagi pasutri yang belum dikaruniai keturunan. Syaratnya, pernikahan lebih dari lima tahun tak kunjung miliki anak, maka bertawasul di Makam Sunan Giri, ambil mengkudu yang berada di area makam (dipandu juru kunci). Mengkudu dibawa pulang dapat diracik menjadi rujak misalnya. Jangan lupa tanpa petis, rujak dapat dikonsumsi pasutri tersebut. Sebelum pulang, pasangan suami istri ziarah ke makam Sunan Prapen, pasutri duduk berdua di batu tersebut. Berharap dan berdoa cepat dikabulkan hajatnya. Perlu digaris bawahi meminta hanya kepada Allah SWT. Batu yang sering diduduki peziarah terletak di anak tangga menuju kuncup makam Sunan Prapen. Dinamai "Watu Anak".

Penampakan Watu Anak (Sumber:Dokpri)
Penampakan Watu Anak (Sumber:Dokpri)
Berlanjut naiki anak tangga, tak terasa mulut ini sembari menghitung jumlahnya. 38 anak tangga sudah berhasil saya tekuni. Tepat di gerbang makam, saya menoleh ke kanan dan kiri. Sepi, memang peziarah yang mengunjungi jauh lebih sedikit dibandingkan ke makam Sunan Giri. Hal tersebut sebabkan pendanaan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur Trowulan Mojokerto semakin menurun. Skala pengunjung dihitung rasio dana yang terkucurkan. Berlakunya hukum ekonomi tersebut, jadikan makam Sunan Prapen kurang terawat di beberapa titik. Keluhan juru kunci dan juru sapu sudah sering diajukan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan area makam. 

Terdapat tiga bangunan di area puncak makam. Bangunan utama terletak di sisi kanan yakni kuncup makam Sunan Prapen. Memasuki pelataran, lepas alas kaki, ambil buku yasin dan tahlil, mengaji sejenak. Selesai yasin, saya perhatikan ukiran gebyok kelilingi kuncup. Detail bunga, gajah, harimau, bahkan sepertinya ada ukiran raksasa. Warna hijau, oranye, merah mendominasi. Gebyok khas Jawa ini hanya mencakup bagian depan, tiga sisi lainnya tidak terpasang gebyok. Usia gebyok ribuan tahun silam itu masih kokoh berdiri. Diceritakan pula bahwa gebyok tersebut awalnya berada di makan Sunan Giri, lalu bergeser dipasang ke makam Sunan Prapen. Pintu masuk makampun diapit dua naga. Di tengah bawah ukiran sayap garuda. Pada bangunan utama ini terdapat tiga makam, Sunan Prapen beserta dua istrinya. 

Gebyok dan pintu masuk kuncup Sunan Prapen (sumber: Dokpri)
Gebyok dan pintu masuk kuncup Sunan Prapen (sumber: Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun