Ramadan hari ke-9 saya melanjutkan wisata sejarah lokal di kota sendiri, Gresik Jawa Timur.Â
Baca juga https://ramadan.kompasiana.com/muharningsih64315/67cc6e7ac925c43ccc1d5072/ngabuburit-ke-makam-maulana-malik-ibrahim-one-get-one
Gresik kaya akan budaya dan peninggalan sejarah. Sebagai kota santri dan industri, Gresik dianggap 'harta karun' bagi peneliti, wisatawan, peziarah, atau bahkan sumber referensi tugas kunjungan para pelajar. Dari rumah sengaja saya tidak mempersiapkan bekal berbuka. Karena saya sudah membayangkan, andai saya masih berada di tempat tujuan dan azan berkumandang, tenang saja daerah yang akan saya kunjungi full kuliner. Selain dekat dengan pasar Giri, tempat ini juga strategis dekat mini market dan para PKL sepanjang jalan raya menjajakan dagangannya. Perhitungan waktu 1,5 jam rasanya cukup untuk mengembara sore tadi.Â
Dari perlimaan Kebomas, belok kiri (arah dari Jalan Kartini Gresik) lalu lurus saja sepanjang kira-kira satu KM. Sebelah kiri jalan terdapat indomaret yang bersebelahan dengan gang, lalu masuk. Kurang lebih 200 meter, saya temukan gang kecil sebelah kanan jalan. Berhentilah saya di situ dan membaca gapura masuk. Tepat saya tidak salah. Tampilan gapuranya seperti ini.
Situs Giri Kedaton dan Makam Raden Supeno. Terpampang di bagian atas gapura. Saya kendarai motor dengan gas maksimal tuk telusuri jalan, lumayan curam naiknya. Melewati beberapa rumah penduduk, saya mencari tempat parkir motor. Karena jika Anda mengendarai mobil akan kesulitan akses masuknya. Parkir tidak dipungut biaya. Hanya terdapat kotak infaq di sebelah pintu masuk.Â
Tapaki kurang lebih 130 anak tangga dengan posisi terjal ke atas, sedikit ciptakan sensasi membara di betis. Tangga di bagi menjadi dua sisi, sebelah kiri untuk turun dan kanan buat naik.Â
Situs Giri Kedaton berada di Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kebomas Gresik. Jika ditarik garis lurus. Situs bersejarah ini berada di posisi tengah. Sejajar dengan Makam Sunan Giri (salah satu anggota wali songo) dan Makam Putri Cempo yang berada di Bukit Petukangan, sekarang sering disebut Pucem. Ketiga situs tersebut sama-sama berada di atas bukit. Sehingga jika pengunjung berada di atas situs akan terlihat Makam Sunan Giri di sebelah barat, lalu menengok ke Timur wilayah perbukitan makam Putri Cempo.Â
Setelah sampai di halaman depan situs Giri Kedaton, saya amati struktur bangunannya. Berundak dan persegi empat dengan tiga anak cabang mengarah ke tengah, kanan dan kiri. Saya mulai bergeser ke kiri. Ada tiga papan deskripsi dilapisi kaca dan miliki dua pilar sebagai penyangga (lihat foto pertama). Salah satu papan di bagian tengah terdapat beberapa foto, namun sayangnya sudah buram bahkan tidak jelas gambarnya. Dua tahun lalu saya pernah berkunjung ke situs dan kondisi dokumentasinya masih terpelihara. Jika tidak salah ingat, foto-foto menjelaskan beberapa bagian dari situs. Terdapat dua batu yang cukup besar, dari hasil penuturan juru kunci, saat revitalisasi batu tidak dapat dipindahkan.Â