Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK Kab. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Self and Growth: Hai Wanita Tinggalkan Tantrum

7 Maret 2025   23:12 Diperbarui: 1 Juni 2025   19:49 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran wanita dewasa yang sedang tantrum (Sumber: beautynesia.id/)

Wanita dewasa yang sudah berumah tangga. Dia seorang ibu dari tiga anak. Usianya 43 tahun. Saya temui dia di hari ke-7 ramadan. Dia terlihat acuh dan sedikit lesu. Di benak saya, mungkin sahurnya terlewat sehingga bikin bed mood. Saya coba menyapa, "Ada apa, Mbak? Baik kan?". Responnya cukup singkat. Melihat saya dan berlalu begitu saja tanpa meninggalkan satu kata pun. Selang sepuluh menit kemudian saya ke toilet. Terdengarlah suara tangisan yang menderu-deru dari salah satu bilik. Saya pastikan tuk pasang telinga bahwa suara itu milik teman yang tadi saya sapa. Tangan mengetuk pintu disambut teriakannya "Hai berisik, keluar sekarang! Tinggalkan aku sendirian! Tangisnya makin menderu. Karena dia tidak mau dibantu, saya mengawasi di luar area kamar mandi. Berjaga-jaga seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Beberapa rekan kerja menghampiri saya. Sejenak kami ngobrol dan mendapatkan kabar terbaru bahwa sudah dua hari ini si dia bersikap aneh. Tiba-tiba diam, namun selang hitungan menit bisa emosional. Akhirnya pintu terbuka, keluarlah dia dengan kondisi jilbab yang sudah tidak rapi dan riasan wajah berantakan, dia sempat ngomel-ngomel beri isyarat kalau dirinya enggan menjadi bahan tontonan. Seolah mewakili isi hatinya kita menarik simpulan kalau dirinya tidak mau diganggu dan butuh waktu cooling down.

Diketahui dua hari dia izin pulang lebih awal. Kita sebagai rekan kerjanya  mencoba menghubungi, namun hasilnya pun nihil. Telepon selulernya dinonaktifkan. Kemudian salah satu teman kita investigasi ke suaminya.  Kebetulan mereka berdua pernah satu kelas di tingkat SMP. Hasil penuturan suaminya bahwa istrinya itu selalu tantrum jika apa yang dikehendaki tidak keturutan. Kami terkejut, suaminya melebeling istrinya tantrum? Benarkah begitu? 

Tantrum merupakan sikap seseorang yang tidak bisa kendalikan emosinya saat apa yang diinginkan belum tercapai.  Sehingga reaksi berupa emosi yang keluar seperti sikap acuh, diam, nangis, teriak, bahkan ngomel-ngomel sendiri. Sebenarnya bisa dibilang benda yang diinginkannya sepele. Belom keturutan beli baju lebaran untuk keluarga. Disebabkan sang suami masih dinas luar kota. Disuruh nunggu suaminya balik dari urusan kerjaan, tapi karena kelola emosi belum baik maka terjadilah tantrum berhari-hari.

Kami bengong saja mendengar penjelasan dari suaminya. Oh, lagi-lagi bahwa tantrum tak kenal usia ya. Wanita dewasa dan sudah memiliki anak bisa dilanda tantrum bak anak kecil yang ingin permen.  

Berdasarkan kejadian di atas tantrum yang dialami wanita dewasa dapat digolongkan menjadi tiga. 

1. Tantrum diam (the silent fit) 

Terbukti sapaan saya tidak dihiraukan bahwa mulutnya rapat terkunci. Gerak tubuh juga menandakan bahwa dia menolak. berkomunikasi. Tantrum ini lebih kepada menutup diri. Tidak mengharapkan orang lain untuk ikut campur urusannya. 

2. Tantrum  bersuara (The tirade)

 Tantrum yang mengeluarkan suara seperti mengomel, membentak, mengusir dengan kalimat yang agak atau bahkan kasar. Saat saya ketuk pintu, sontak dia marah-marah hingga menendang pintu. Simbol mengusir saya untuk menjauh darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun