Perempuan berjilbab merah muda itu meninggalkan ruangan ujian. Dia terlihat berjalan lambat, dari mimik mukanya terlihat sekali dia sedang kesal. Apakah gerangan yang membuat dia seperti itu? Tiba-tiba aku jadi ingin tahu. "Hai" sapaku dengan disertai sedikit senyuman. Dia tidak langsung menanggapi. "Apakah ujianmu berjalan baik" tanyaku lagi. Kali ini dia langsung menatapku dengan serius "Jangan ulangi lagi pertanyaan itu" ucapnya dengan nada sedikit marah. Aku sedikit gusar namun mencoba tetap tenang.
"Emang gak boleh nanya ya" tanyaku lagi, berharap dia akan terus marah. Ah ternyata dia diam saja. "Duduk lah dahulu, berdiri terlalu lama akan membuatmu capek" ucapku sambil duduk duluan.
Tak ada percakapan sama sekali diantara kami sampai pada akhirnya kuputuskan pergi. "Dasar pemalas" ucapku sambil terus melangkah.
"Bagaimana  juga dengan ujianmu" tanyanya. Aku langsung membalik badan, ingin sekali kujawab pertanyaannya itu.
"Gak usah dijawab" ujarnya saat tahu aku akan menjawab pertanyaannya. Akupun langsung terdiam karena memang ujianku tadi mendapatkan nilai nol.
"Dasar pemalas" ujarnya mengakhiri percakapan. Kulihat dia tersenyum puas, seolah dia menang debat melawanku hari ini.
Kuteruskan terus melangkah menjauh menjauh dari dia. "Kita selalu mengalami hal yang sama walau sebenarnya kita berbeda" gerutuku dalam hati.Â
Bersambung. . .Â
(Padang, Sore tadi)