Penutup
Cocog dan Ngelmu Titen bukan sekadar budaya lama yang perlu dikenang. Ia adalah panduan hidup yang masih relevan hingga hari ini. Di tengah derasnya arus informasi dan tekanan hidup modern, kita butuh lebih banyak jeda, lebih banyak rasa, dan lebih banyak pengamatan jernih.
Menjadi bijak bukan tentang tahu segalanya, tapi tentang tahu kapan harus melangkah, kapan harus menunggu, dan kapan harus menyesuaikan diri dengan keadaan. Seperti kata bijak Jawa:
"Wani ngalah luhur wekasane."
(Berani mengalah, mulia pada akhirnya.)
Dengan Cocog dan Ngelmu Titen, kita diajak untuk hidup selaras, dengan waktu, dengan sesama, dan dengan diri sendiri. Karena keputusan terbaik bukan yang tercepat, tapi yang paling cocok dan paling damai di hati.
Tentu saja, semua ini adalah warisan budaya. Bukan untuk dipercaya buta, tapi untuk direnungi dan diambil bijaknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI