Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dulu Jepang Pernah Belajar dari Indonesia, Kini Indonesia Harus Belajar dari Jepang

12 Juni 2025   00:09 Diperbarui: 13 Juni 2025   08:11 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga dekade lalu Jepang belajar dari Indonesia. Hari ini, Indonesia yang belajar dari Jepang.

Pada tahun 2023, PSSI menandatangani MoU dengan JFA (Japan Football Association). Kerja sama ini mencakup benchmarking liga, pembangunan lapangan latihan, pengembangan sepak bola putri, dan perwasitan. Bahkan, wasit dari Jepang didatangkan untuk memimpin laga Liga 1, langkah darurat akibat buruknya kualitas wasit lokal.

Kerja sama ini memang patut diapresiasi. Tapi ia juga menunjukkan betapa kita kini tertinggal sangat jauh. Dulu Jepang datang ke sini membawa catatan, kini kita datang ke Jepang membawa harapan.

Membenahi dari Akar

Sepak bola bukan hanya soal talenta. Ia adalah soal sistem. Dan sistem tak bisa dibangun dalam semalam.

Kita bisa mulai dari sekolah. Jadikan sepak bola sebagai bagian dari kurikulum pendidikan jasmani yang lebih bermakna. Hidupkan kembali kompetisi pelajar seperti POPDA dan Liga Pelajar. Dorong kampus untuk membentuk tim yang serius, bahkan menjalin kerja sama dengan klub profesional.

Indonesia tak kekurangan talenta. Tapi kita kekurangan jalan yang konsisten. Terlalu banyak pemain muda yang "hilang" di usia transisi karena tidak ada jembatan antara bakat dan profesi.

Kita juga harus serius melatih pelatih. Jepang punya ribuan pelatih bersertifikat AFC dan UEFA. Mereka dididik bukan hanya untuk melatih, tapi juga membina karakter dan mengembangkan sains olahraga.

Sepak bola Jepang hari ini adalah hasil dari kesabaran, konsistensi, dan keterbukaan untuk belajar. Mereka tidak malu belajar dari Indonesia, dari Brasil, dari Eropa. Tapi yang membuat mereka berhasil adalah karena mereka menyalin dengan sungguh-sungguh, lalu mengembangkannya. 

Pertanyaannya bukan lagi bisakah Indonesia seperti Jepang. Tapi maukah kita menempuh jalan yang sama panjang dan terjalnya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun