Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gratis tetapi Berisiko, Mengungkap Bahaya Tersembunyi di Balik Penggunaan VPN Gratis

22 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 24 Mei 2025   14:14 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu aplikasi yang menjadi favorit masyarakat Indonesia tentu saja VPN. Dengan VPN, masyarakat Indonesia yang internetnya serba dibatasi akan terasa lebih bebas. 

Bahkan bagi orang Indonesia, gabungan mode incognito di browser plus VPN sudah terasa seperti bukan tinggal di Indonesia lagi.

Tapi nyatanya, VPN tidak seindah yang kalian kira. Apalagi kalau VPN kalian itu gratisan. Loh, kok bisa? Ya, inilah sisi gelap dari VPN-terutama yang gratisan. Kali ini kita bahas santai saja, tapi serius. Karena bahaya VPN gratis itu nyata dan bisa merugikan kamu dalam banyak hal.

Apa itu VPN dan Bagaimana Sejarahnya?

VPN atau Virtual Private Network pertama kali dikembangkan pada tahun 1996, ketika seorang karyawan Microsoft menciptakan protokol PPTP (Point-to-Point Tunneling Protocol). Ini adalah protokol pertama yang memungkinkan koneksi pribadi yang aman antara pengguna dan internet.

Namun, sebelum itu, pada tahun 1993, tim dari Universitas Columbia dan AT&T telah lebih dahulu mengembangkan VPN versi awal bernama SWIPE---sebuah protokol enkripsi IP. Pada awalnya, VPN digunakan untuk menghubungkan kantor-kantor di lokasi berbeda agar bisa bekerja seolah dalam satu jaringan.

Seiring waktu, teknologi VPN berevolusi. Kini, VPN tak hanya dipakai oleh perusahaan, tetapi juga oleh pengguna biasa untuk mengakses website yang dibatasi atau sekadar iseng mencoba game dari region lain.

Mengapa VPN Jadi Favorit?

Bagi masyarakat Indonesia, yang terbiasa dengan sensor dan pembatasan konten internet, VPN adalah solusi untuk "kebebasan". Lewat VPN, pengguna bisa membuka situs yang diblokir, menjalankan aplikasi yang hanya tersedia di negara lain, hingga mengakses berita yang dibatasi.

VPN juga dipercaya dapat menyamarkan identitas online bahkan menyembunyikan aktivitas dari ISP atau pemerintah. Tapi tunggu dulu, tidak semua VPN diciptakan sama. Apalagi yang gratisan. Di sinilah masalahnya.

VPN (matob.web.id) 
VPN (matob.web.id) 

Sisi Gelap VPN Gratisan

Seiring meningkatnya kebutuhan akan informasi, VPN menjadi semakin populer. Namun, banyak orang tergoda menggunakan VPN gratis tanpa menyadari risikonya.

VPN gratis memang menggoda. Tidak perlu bayar, tinggal unduh dan langsung pakai. Tapi, seperti kata pepatah: "Jika kamu tidak membayar untuk produk, maka kamulah produknya."

VPN gratis seringkali harus dipikir dua kali sebelum digunakan. Kenapa? Karena:

1. Pengembangan Kurang Sempurna: VPN gratis tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyediakan enkripsi kuat dan infrastruktur yang aman.

2. Rentan terhadap Malware: Banyak VPN gratis yang diam-diam menyuntikkan malware ke dalam perangkat pengguna. Malware ini dapat mencuri data, mengendalikan perangkat, atau menampilkan iklan yang tidak diinginkan. 

3. Pencurian Data: VPN bisa melihat semua aktivitas internetmu. Kalau penyedia VPN-nya jahat, data kamu bisa dicuri---mulai dari email, password, foto pribadi, sampai data keuangan.

4. Kebocoran Alamat IP dan DNS: Studi menunjukkan bahwa banyak VPN gratis membocorkan alamat IP dan DNS pengguna, yang seharusnya disembunyikan. Hal ini membuat aktivitas online Anda tetap dapat dilacak oleh pihak ketiga.

5. Lemot dan Boros Data: VPN gratis sering memperlambat koneksi internet karena bandwidth dibagi ke banyak pengguna. Tak jarang, penggunaan data pun jadi lebih boros.

6. Iklan yang Mengganggu: Untuk menghasilkan pendapatan, banyak VPN gratis menampilkan iklan yang mengganggu dan dapat mengarahkan Anda ke situs berbahaya.

7. Pelanggaran Privasi dan Keamanan: Beberapa VPN gratis meminta izin akses yang tidak perlu, seperti kamera atau lokasi, yang dapat disalahgunakan untuk memata-matai Anda.

AspekVPN GratisVPN Berbayar

Aspek VPN Gratis
Aspek VPN Gratis

Kasus Nyata: VPN Berbayar Saja Bisa Bocor

Bahkan VPN berbayar seperti NordVPN pun pernah mengalami kebocoran data akibat peretasan. Artinya, sekalipun kamu bayar mahal untuk VPN, tetap ada celah yang bisa dimanfaatkan oknum.

VPN ibarat sebuah terowongan rahasia untuk lalu lintas internetmu. Tapi kalau terowongannya bocor, ya informasi kamu tetap bisa keluar. Dan jangan kira pemilik server VPN tidak bisa melihat aktivitasmu. Mereka bisa! Mereka bisa lihat username, password, isi komunikasi, bahkan metadata dari foto-fotomu.

Dampak Buruk VPN Gratis: Dari Virus sampai Promosi Judi

Kamu sering dapat SMS aneh yang isinya promosi judi, pinjaman online, atau penipuan yang menawarkan hadiah? Bisa jadi itu efek dari data pribadimu yang bocor gara-gara VPN gratis. Mulai dari nomor HP, alamat email, sampai aktivitas browsing-mu, semuanya bisa dijual ke pihak ketiga.

VPN gratis juga sering menyuntikkan iklan ke dalam browser. Bahkan ada yang memasang script pelacak (tracking script) yang diam-diam memantau aktivitasmu. Menyeramkan, bukan?

VPN, Virus, dan Device yang Terinfeksi

Jangan kaget kalau setelah install VPN gratis, HP atau laptopmu mulai aneh. Baterai boros, muncul iklan tak jelas, atau aplikasi berjalan sendiri. Itu tandanya perangkatmu bisa jadi sudah terinfeksi malware dari VPN abal-abal.

Virus ini bisa:

  • Mencuri file dari perangkatmu.
  • Mengontrol kamera/mikrofon diam-diam.
  • Mengakses lokasi real-time kamu.
  • Memanfaatkan device kamu sebagai zombie untuk serangan siber.

VPN Gratis Bikin Internet Lemot

Satu lagi kekurangan VPN gratis yang paling menyebalkan: lemot. Karena servernya dipakai ribuan orang, koneksi jadi padat. Akibatnya:

  • Streaming jadi buffering.
  • Upload/download lambat.
  • Main game jadi lag parah.

Ditambah lagi, VPN menambah jalur lalu lintas internet baru. Jadi bukan hanya lambat, tapi konsumsi datamu juga jadi lebih besar.

Tips Aman Menggunakan VPN

1, Pilih VPN yang sudah direview oleh banyak media tepercaya, seperti ExpressVPN, NordVPN, Surfshark, atau ProtonVPN.

2. Hindari VPN gratis yang tidak jelas asal-usulnya. Baca review, rating, dan komentar pengguna.

3. Baca kebijakan privasi mereka. Jika mereka menyebut "kami mungkin membagikan data ke pihak ketiga", segera tinggalkan.

4. Gunakan VPN hanya jika perlu. Jangan aktifkan VPN sepanjang waktu.

5. Jangan login ke akun penting saat memakai VPN gratis. Termasuk email, mobile banking, atau e-commerce.

6. Perbarui aplikasi secara rutin. Celah keamanan sering diperbaiki lewat update.

VPN Abal-Abal = Bahaya yang Terus Mengintai

VPN sebenarnya punya potensi luar biasa. Tapi jika digunakan tanpa kehati-hatian, justru jadi bumerang. VPN gratis mirip seperti aplikasi cleaner abal-abal yang katanya bisa mempercepat HP, padahal diam-diam mencuri data.

Jangan gampang tergoda dengan janji-janji seperti "bebas akses semua konten dunia" atau "internet lebih aman tanpa biaya". Itu hanya umpan. Di balik itu, bisa jadi ada oknum yang siap menjual datamu untuk keuntungan pribadi.

Alternatif Aman Selain VPN Gratis

Ada cara-cara alternatif yang lebih aman tanpa perlu VPN gratis:

1. Gunakan Adblock: Untuk mencegah iklan berbahaya dan script pelacak.

2. Ganti DNS: Gunakan DNS alternatif seperti Cloudflare (1.1.1.1) atau NextDNS agar bisa buka situs terblokir dan lebih aman.

3. Gunakan Email Aman: Ganti Gmail kamu dengan ProtonMail atau Tutanota untuk perlindungan privasi lebih baik.

4. Password yang Kuat: Jangan pakai password yang sama untuk semua akun. Buat password minimal 18 karakter dengan kombinasi angka, simbol, huruf besar, dan kecil.

5. Gunakan Temp-Mail: Kalau mau daftar di situs yang mencurigakan, pakai email sementara agar email utama tetap aman.

6. Gunakan Extension Keamanan: Seperti uBlock Origin, HTTPS Everywhere, atau yang bisa blok auto-redirect.

Bijak Gunakan VPN

VPN bisa jadi alat yang sangat berguna. Tapi seperti pisau, jika digunakan tanpa hati-hati, bisa melukai diri sendiri. Apalagi kalau VPN yang dipakai itu gratisan, tidak resmi, atau bahkan versi modifikasi.

Beberapa negara memang melarang VPN. Tapi di sisi lain, VPN juga bisa jadi alat penting untuk kebebasan informasi. Yang paling penting adalah BIJAK.

Kalau kamu harus pakai VPN, pilih yang terpercaya, berbayar, dan punya kebijakan privasi yang jelas. Hindari VPN mod, VPN abal-abal, atau yang kamu temukan dari sumber tidak jelas.

Privasi itu milik kamu. Dan di era digital seperti sekarang, data pribadi jauh lebih berharga daripada yang kamu kira. Jadi, jaga baik-baik. Jangan sampai cuma karena ingin buka situs luar, kamu malah mengorbankan semua datamu.

Sekali lagi, ingat: VPN bukan jaminan aman, apalagi yang gratis. Gunakan dengan bijak, dan pastikan kamu tahu apa risikonya. Jangan biarkan kamu jadi korban berikutnya.

Penutup

Gimana, apa kamu sering menggunakan VPN? Atau malah jarang? Mau sering atau jarang, yang penting tahu risikonya.

If you know, you know.

Karena seperti aplikasi lainnya yang bersifat support internet atau perangkat, selalu saja ada celah yang bisa dieksploitasi oleh oknum. Jangan gunakan VPN di HP yang ada saldo e-wallet atau mobile banking-nya. Jangan juga gunakan VPN mod dan lebih teliti dalam berinternet.

Karena internet itu luas, tapi privasi dan keamanan kita tetap harus nomor satu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun