Setiap pagi, sebelum memulai hari dan beraktivitas, saya punya ritual kecil yang sederhana: berdiri di depan cermin. Saya menatap mata sendiri, menarik napas dalam-dalam, dan mengucapkan
"Hari ini harus lebih baik. Jangan jadi pengecut"
Kalimat itu mungkin terdengar tegas, tapi bagi saya, itu adalah pengingat. Pengingat bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan setengah-setengah. Pengingat bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk tumbuh, meski hanya 1%.
Ada satu momen yang saya ingat jelas. Suatu pagi, saya bangun dengan perasaan lelah dan malas. Pikiran negatif berputar-putar di kepala: "Untuk apa berusaha? Apa bedanya hari ini dengan kemarin?"
Tapi saya tetap berdiri di depan cermin, memaksa diri untuk mengucapkan kalimat itu. "Hari ini harus lebih baik. Jangan jadi pengecut."
Setelah sholat Subuh, saat udara masih segar dan suasana begitu tenang, saya memutuskan untuk memulai hari dengan sesuatu yang kecil yaitu berjalan kaki dan ditambah jogging selama 10 menit.
Tidak perlu target yang muluk-muluk. Hanya 10 menit. Saya keluar rumah, menapaki jalanan sepi, merasakan hembusan angin pagi yang sejuk.Â
Saat itu, saya menyadari betapa sederhananya kebahagiaan. Hanya dengan berjalan kaki, saya merasa sedikit lebih baik. Hanya sedikit, tapi cukup untuk membuat saya berkeringat dan tersenyum.
Seiring waktu, kebiasaan kecil itu mulai membuahkan hasil. Saya mulai menambahkan 5 menit membaca buku setiap malam sebelum tidur. Awalnya, rasanya sulit untuk konsisten. Terkadang, saya lebih memilih untuk scrolling media sosial atau menonton video di YouTube.
Tapi saya ingat, ini bukan tentang kesempurnaan, ini tentang konsistensi. Perlahan-lahan, 5 menit itu menjadi kebiasaan. Saya mulai menikmati waktu membaca, bahkan merasa ada yang kurang jika melewatkannya.