Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Si Burung Cekakak yang Harus Dijaga

28 Januari 2021   17:27 Diperbarui: 28 Januari 2021   17:30 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Cekakak Jawa (Dokpri)

Bila Anda melihat foto di atas, semoga saja itu bukan yang terakhir kali. Saya berharap begitu, karena populasi burung itu tidaklah banyak di desa kami.

Suaranya yang nyaring di pagi hari, bisa membangunkan orang yang malas untuk bangun pagi. Mereka sering terbang melintas di atas atap rumah sambil riang bernyanyi dengan suaranya yang nyaring.

Bila anda membuka Google, tulis saja 'cekakak'. Sangat mungkin foto burung itu muncul.

Di desa kami _setahu saya_ masih ada 2 cekakak. Si biru-putih namanya Cekakak Sungai. Dan, si biru-merah namanya Cekakak Jawa. Kalau kami menyebutnya 'cukahkeh'.

Warna bulunya yang terang, mudah dikenali dari kejauhan. Apalagi jika sedang berkicau, suaranya yang keras memekakan telinga jelas berbeda dengan burung-burung sekitarnya.

Saya berharap jika burung ini masuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi. Karena, populasinya yang tidak banyak di setiap daerah sangat mungkin hilang sama sekali dalam beberapa tahun ke depan.  Dan, saya khawatir jika generasi nanti tidak bisa menikmati keindahan warna bulunya.

Si Cekakak Sungai (Dokpri)
Si Cekakak Sungai (Dokpri)
Memotret burung ini bukan hanya tentang hobi atau sekedar menyenangkan hati. Ini tentang "desakan dari dalam" untuk segera menyampaikannya ke seantero dunia sekaligus kepada Anda. Kegundahan tentang masa depan makhluk-makhluk cantik itu, begitulah yang saya rasakan.

Dunia tidak memiliki cara untuk menyelamatkan dirinya dari kerakusan manusia. Dan, itu juga yang senantiasa menjadi perhatian saya dan mungkin juga Anda. Kita semua adalah makhluk yang senantiasa merasa apa yang ada di dunia adalah untuk kita. Saat ini juga.  Tanpa banyak berpikir bahwa apa yang ada di dunia memang untuk manusia, disegala masa.

Sangat mungkin cekakak akan menjadi burung "katanya". Sebagaimana saya sering mendengar jika dahulu "katanya" banyak berbagai jenis burung berkeliaran di kampung. Warna-warni bulunya dan indah suaranya memang senantiasa menggoda manusia untuk menangkapnya. Sekedar memelihara kemudian mati tanpa regenerasi. Hilang.

Jika kita mau berbaik hati, burung-burung itu pun sebenarnya mau hidup berdampingan dengan kita. Tanpa saling mengganggu tetapi saling menjaga. Mereka tidak akan menjadi hama tetapi penjaga pola daur hidup dalam ekosistem dimana manusia belum tentu sanggup melakukannya.

Permasalahannya, apakah kita masih menganggap burung-burung cantik ini sebagai "kawan" atau "lawan". Atau, masihkah kita menganggap mereka sebagai sekawanan anugerah Tuhan yang sering kita lupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun