Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keunggulan Jepang Bukan Teknologi, Lantas Apa?

6 Januari 2020   05:49 Diperbarui: 7 Januari 2020   09:29 1681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku tentang bagaimana filosofi hidup orang Jepang (Ilustrasi: aplikasi i-Pusnas)

Rapih, bersih dan serba canggih, itulah kesan dalam benak saya mengenai bangsa Jepang. Meskipun dulu mereka adalah penjajah, tetapi saat ini Jepang adalah "sahabat terdekat" bangsa Indonesia. Sayangnya, kita sekedar bisa memanfaatkan kebaikan sang sahabat tanpa bisa belajar banyak darinya.

**

Orang Jepang terkenal sebagai masyarakat dengan kualitas terbaik di dunia. Tidak hanya teknologi, tetapi juga bagaimana mereka mengatur kehidupan pribadi dan lingkungannya memang layak ditiru.

Nampaknya, saya salah mengira kalau kemajuan teknologi adalah satu-satunya hal yang bisa "dibanggakan" orang Jepang. Tetapi, itu hanya sesuatu yang nampak di luar saja.

Untuk memahami cara berpikir orang Jepang, maka kita pun harus bisa mengetahui landasan berpikir orang Jepang. Semua yang nampak dipermukaan, tidak bisa serta-merta ditiru oleh bangsa Indonesia yang banyak tertinggal dalam banyak hal.

Hal yang jelas bisa ditiru oleh semua lapisan warga adalah bagaimana orang Jepang memandang dirinya, lingkungannya bahkan dunia dalam arti luas. Disaat kita menyepelekan kehidupan ini, justru bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat menjunjung tinggi 'arti kehidupan'.

Nampaknya, kemajuan bangsa Jepang bukan hasil karya Pemerintah semata tetapi adalah sebuah kerja bersama. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana sebuah negara sekecil itu bisa menjadi pemimpin peradaban jika warganya tidak mau bekerja bersama.

Dalam terminologi pribadi, pembangunan manusia Indonesia menjadi omong kosong belaka apabila tidak ada niat untuk membangun kehidupan dirinya sendiri. Bagaimana kita memandang dunia ini rasanya jauh lebih penting daripada terus-menerus dicekoki teori teknis dimana esok-lusa itu akan terasa basi.

***

Mau baca bukunya, silakan klik

http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/146399

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun