"Semua kawan adik jalannya terpincang-pincang," ungkap si bungsu.
Saya menduga, si bungsu dan teman-temannya terlalu memaksa mendaki gunung dalam aktivitas joging pada pagi Minggu itu. Mungkin pula, saat kondisi mereka sudah sangat lelah, tidak diimbangi dengan meminum air untuk menghindari dehidrasi.
Sebenarnya, pegal-pegal yang dialami si bungsu merupakan sesuatu yang normal. Bagi anak-anak yang terbiasa olah raga atau kerja berat, barangkali pegal sudah menjadi "makanan" sehari-hari. Sebaliknya, bagi si bungsu yang berusia 13 tahun, sedikit kolokan, manja dan cengeng, tentu pegal-pegal itu menjadi alasan untuk absen sekolah.
"Oleskan krim ini supaya rasa sakitnya berkurang," tawar saya sambil meletakkan Geliga Krim kedepannya.
"Nggak mau, pedih!" teriak si bungsu.
"Ini bukan seperti balsem biasa. Cobalah, rasanya hangat," yakin saya sambil mengoleskan sedikit Geliga Krim ke permukaan kulit pahanya.
"Benar yah, nggak pedih," kata si bungsu setelah merasakan khasiat krim putih itu.
"Terus, apa rasanya?" kejar saya.
"Hangat, seperti dipijat-pijat," kata si bungsu polos.
Hal penting yang perlu diperhatikan, krim ini hanya untuk pemakaian luar. Hindari pemakaian pada luka atau kulit yang rusak. Jauhkan dari jangkauan anak-anak, tidak digunakan untuk anak-anak dibawah 2 tahun. Jangan digunakan langsung dibawah lubang hidung.