Mohon tunggu...
Muhammad Shubhan
Muhammad Shubhan Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Muhammadiyah Kalimantam Timur

suka bermain game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Echinodermata:Jejak Fosil Bintang Laut dalam Lintasan Evolusi

30 April 2025   15:40 Diperbarui: 30 April 2025   16:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Echinodermata:Jejak Fosil Bintang Laut dalam Lintasan Evolusi

sistem taksonomi biologi, Phylum merupakan salah satu tingkatan klasifikasi utama yang digunakan untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri struktural dan evolusioner. Dalam konteks paleontologi, phylum sangat penting karena menjadi dasar identifikasi dan pengelompokan fosil yang ditemukan di berbagai lapisan geologi. Phylum membantu ilmuwan menelusuri hubungan evolusioner dan menyusun pohon kehidupan yang kompleks. Saya pribadi menilai pembahasan tentang phylum penting karena melalui pemahaman taksonomi, kita tidak hanya mengenal jenis fosil, tetapi juga menguak sejarah panjang kehidupan di Bumi, termasuk adaptasi dan kepunahan yang terjadi selama jutaan tahun.


 
Salah satu phylum yang menarik untuk dikaji dalam paleontologi adalah Echinodermata, kelompok hewan laut yang mencakup bintang laut, bulu babi, dan lilia laut. Fosil echinodermata cukup banyak ditemukan, terutama dari periode Paleozoikum, dan memberikan wawasan berharga mengenai kehidupan laut purba. Organisme dalam phylum ini dikenal memiliki simetri radial (terutama pentameral), sistem ambulakral (tabung kaki untuk pergerakan dan respirasi), serta kerangka internal dari kalsium karbonat yang memudahkan proses fosilisasi.

Fosil Echinodermata berperan penting dalam memahami evolusi organisme laut. Sebagai kelompok yang telah ada sejak periode Kambrium, mereka menunjukkan bagaimana kehidupan laut berkembang dan beradaptasi selama lebih dari 500 juta tahun. Misalnya, keberadaan Crinoidea yang melimpah pada zaman Paleozoikum memberi gambaran tentang kondisi laut purba yang kaya nutrisi. Selain itu, distribusi fosil Echinodermata membantu ilmuwan dalam menginterpretasi pergerakan lempeng tektonik dan perubahan lingkungan laut di masa lampau.

Kota Baubau merupakan salah satu
daerah di Pulau Buton yang sebagian besar
masyarakatnya tinggal di pesisir pantai (BPS,
2021). Keberadaan masyarakat yang tinggal di pesisir akan sangat mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup pada daerah intertidal karena daerah intertidal langsung bersinggungan dengan wilayah pesisir. Akibatnya kehidupan organisme yang hidup di daerah intertidal menjadi terancam,khususnya Echinodermata.


Ciri khas Echinodermata yang membedakannya dari phylum lain adalah sistem vaskular air dan kemampuannya untuk regenerasi. Fosil crinoid, misalnya, yang menyerupai tumbuhan laut namun sebenarnya hewan, sering ditemukan dalam bentuk tangkai atau lengan bercabang, dan menjadi indikator lingkungan laut dangkal zaman dahulu. Kontribusi fosil echinodermata sangat penting dalam rekonstruksi lingkungan laut purba serta sebagai indeks fosil dalam stratigrafi. Karena mereka memiliki struktur tubuh yang khas dan evolusi yang relatif lambat, fosil-fosilnya berguna untuk membandingkan kondisi geologis dari satu daerah ke daerah lain

 
Menurut saya, memahami phylum seperti Echinodermata sangat penting karena memberikan gambaran nyata tentang keragaman morfologi dan strategi adaptasi makhluk hidup masa lampau. Namun, proses identifikasi fosil berdasarkan phylum bukan tanpa tantangan. Struktur yang rusak, kondisi pelapukan, serta keterbatasan fosil lengkap dapat menyulitkan proses klasifikasi. Oleh karena itu, pendekatan taksonomi perlu terus dikembangkan, termasuk integrasi teknologi seperti CT scan dan analisis morfometrik untuk meningkatkan akurasi.

 
Dalam konteks paleontologi, phylum berperan sebagai kunci utama untuk mengklasifikasikan dan memahami keragaman fosil serta sejarah kehidupan di masa lalu. Phylum Echinodermata menjadi contoh nyata bagaimana makhluk laut purba meninggalkan jejak penting dalam batuan sedimen yang kini menjadi bukti evolusi. Sebagai mahasiswa, saya mengajak kita semua untuk lebih mendalami ilmu taksonomi dan paleontologi, karena dengan memahami masa lalu, kita bisa lebih bijak menyikapi masa depan kehidupan di Bumi.

---

- Clarkson, E. N. K. (1998). Invertebrate Palaeontology and Evolution.  
- Darwin, C. (1859). On the Origin of Species.  
- Prothero, D. R. (2013). Bringing Fossils to Life: An Introduction to Paleontologi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun