Yang lainnya bilang karena yang mudik. Dan sebagian lainnya lagi bilang, bukan karena kedua kelompok tertuduh, melainkan stabilitas sinyal internet memang dipengaruhi banyak hal. Gangguan dari pusatlah, maintenance server-lah atau mungkin hal-hal lain yang belum kita tahu.
Dalam masalah apapun, yang paling gampang adalah menemukan 'siapa yang salah,' jadi tiap orang silakan berpendapat tapi tetap saling menghargai. Toh misalnya karena santri, kasihan juga, mereka tiap hari, berbulan-bulan di pesantren tidak pernah online, sedangkan kita setiap hari tidak pernah prei. Toh misalkan karena yang mudik, ya biarkan saja, masak iya lebih menyayangi sinyal daripada saudara (misalnya harus memilih salah satunya).
Bagaimana solusinya?
Nah ini. Ini baru penting menurut saya. Langsung saja ya.
Pertama, gunakan internet sewajarnya. Saat mudik, baik santri atau pemudik dari rantau, gunakan waktu sebaik-baiknya bersama keluarga, teman dan tetangga. Gunakan internet pada saat-saat sangat dibutuhkan saja. Masak iya, saat di kota, jauh dengan orang tua, komunikasi dengan keluarga dengan menggunakan jaringan internet, setelah pulang dan bersama orang tua, malah sibuk komunikasi dengan teman di kota dengan internet.
Kedua, operator harus memfasilitasi kebutuhan masyarakat pengguna. Arus informasi yang begitu massif dan cepat membuat orang juga mudah berubah pikiran. Artinya, kewajiban memfasilitasi akan sinyal yang baik memang berlaku untuk operator apapun. Jika operator tidak maksimal, masyarakat sebagai pengguna juga dengan mudah pindah operator lainnya karena tingkat kepuasan yang buruk. Akibatnya apa, baik operator sebagai penyedia atau masyarakat sebagai pengguna layanan sama-sama tidak terpenuhi kebutuhannya.
Ketiga, kita semua harus menyadari bahwa, jaman sudah semakin maju dan sekaligus makin menuntut banyak pengorbanan. Baik waktu, tenaga dan pikiran manusia. Semua kita lakukan dan kita tukar dengan "peradaban." Asal tidak lupa tujuan kita apa. Bahwa manusia diciptakan untuk beribadah dan bertaqwa (QS. Al Baqarah: 21).
Jaringan internet, termasuk perangkat-perangkat alat teknologi komunikasi lainnya seharusnya menjadi sarana ibadah. Sehingga apapun yang tidak punya nilai ibadah; main game tanpa kendali waktu, spamming (mengirim membanjiri media dengan banyak pesan / data tidak penting), nonton online tanpa faedah dan kegiatan online lain yang tidak punya nilai ibadah seharusnya kita tinggalkan.