Di siang hari yang mendung, Dan perlahan air hujan turun setetes demi setetes.
Teringat kenangan saat dulu, dulu saat kita masih bersama-sama.Â
Mencoba untuk menghubungi mu, karena aku tau aku tidak bisa menyembunyikan rasa ini.
Tangis. Hanya tangis yang bisa menemaniku dengan kesedihan dalam lembutnya suara hujan.
Aku ingin menyelam, Menyelam ke dasar pikiranku yang dalam untuk mengingat segala hal yang telah kita lakukan bersama.
Aku menyebrangi samudera pikiran, dengan segala sesuatu yang aku temukan di berbagai ombak yang meng-gelombang.
Aku terus mencoba menyelami samudera pikiranku sendiri. Tapi, pada akhirnya aku tenggelam.
Aku tidak sanggup. Sungguh aku tidak sanggup menahan perihnya hati ini saat mengingat hal yang pernah kita lakukan bersama.
Kamu mendorongku ke bawah, ke bawah. Ke dalam jurang yang curam, Dimana semua kenangan manis kita, kau simpan di sana.
Untuk kembali mengingat dan merasakan kenangan tersebut.
Rintik Sendu terus menghiasi fikiran. Sungguh berharap agar kau datang kembali untuk memperlakukan ku dengan hangat.
Aku rindu. Sangat rindu akan caramu yang memperlakukan ku layaknya seorang ratu ataupun seorang pangeran.
Aku merasakan sakit. Sakit yang akan keluar saat aku terjatuh ke dalam jurang kenangan.
Jurang kenangan yang menyisakan banyak sisa-sisa kehangatan akan sikapmu.
Aku terus berfikir. Berfikir agar aku dapat keluar dari kenangan yang aku rasakan saat ini.
Jangan. Aku mohon kau jangan datang hanya untuk mencoba menyelam bersamaku ke dalam samudera pikiranku yang kacau itu.
Dan setelah kita menyelam bersama. Kau mendorongku lagi ke bawah. Ke bawah jurang yang curam.
Aku berharap. Berharap agar aku sungguh-sungguh mendapat seseorang yang sama sepertimu.
Hanya saja, Aku ingin agar dia tidak mempunyai sebuah jurang. Jurang yang diisi dengan setiap kenangan yang telah kita lakukan.
Aku mohon. Aku mohon agar aku tidak selalu terjebak pada orang-orang yang hanya ingin membuat jurang kenangan.
Aku tidak tahan. Tidak tahan akan perihnya kenangan tersebut. Tidak tahan akan beratnya melupakan kenangan tersebut. Tidak tahan akan sakitnya hati ketika mengingat kenangan itu.
- Muhammad Rizky Wicaksono S