Mohon tunggu...
Muhammad Rizaldi
Muhammad Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Going Extra Miles!

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Learn, Unlearn, Relearn, dan Bagaimana Kita Menerapkannya dalam Pembelajaran Sehari-hari

26 Juli 2021   15:01 Diperbarui: 26 Juli 2021   15:02 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan Buatan dan otomatisasi akan mengubah dunia secara drastis dalam dekade berikutnya. Begitupula dengan pelajaran kita yang ada di kelas, apa yang kita pelajari di buku terkadang sudah jauh tertinggal dengan apa yang ada di lapangan, sehingga pembelajaran dikelas terkesan text book dan menghilangkan ketertarikan siswa untuk belajar.

Sehingga untuk dapat bertahan pada perubahan, dalam kegiatan belajar kita baik dikelas maupun diluar kelas bahkan secara pola pikir kita memerlukan konsep  Learn, Unlearn and Relearn. 

Pertama-tama, ada learn. Seperti namanya, dalam tahap ini, kamu akan belajar hal yang benar-benar baru. Proses ini berlangsung selama terus-menerus. Namun apabila secara terus menerus terkadaang kita akan stuck pada suatu level dimana akan berputar disitu-situ saja. 

Kita cenderung berpegang pada apa pun yang kita pelajari dan bekerja tanpa henti tanpa berfokus pada kebutuhan untuk melupakan dan belajar kembali. 

Nah sedangkan Unlearning dan relearning adalah mengacu pada proses membuang keterampilan dan teknik yang sudah ketinggalan zaman dan mendiversifikasi keahlian keahlian dan pengetahuan kita. 

Proses belajar, belajar melupakan, dan mempelajari kembali mirip dengan menginstal ulang aplikasi perangkat kita ketika versi sebelumnya menjadi usang atau rusak. 

Ketika Anda mengetahui arti belajar, melupakan, dan belajar kembali, kita dapat keluar dari zona nyaman Anda dan mengadopsi cara-cara baru untuk tetap relevan. Menolak proses unlearning dan relearning dapat merusak pertumbuhan kemampuan kognitif dan kreatif kita.

Namun sebagus-bagusnya konsep tersebut hanyalah sebuah teori, yang menjadi pertanyaannya bagaimana kita menerapkan konsep tersebut didalam pembelajaran kita sehari-hari, bahkan di sekolah-sekolah kita. Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita coba untuk melatih pola pikir ini didalam lingkungan pendidikan kita.

Selalu menantang pemikiran terbaik kita 

Kita harus terus-menerus menantang pemikiran terbaik kita sendiri -- dan mengundang orang lain untuk berperan sebagai pihak antagonis yang menentang bahkan mengintrogasi asumsi kita. Hal ini akan membuat pemikiran kita berkembang dan mempertanyakan kebenaran yang sebenarnya. 

Dalam kasus lain apabila anda adalah seorang pengajar, selalu berikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa anda dapat mengelaborasikan pemikirannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun