Mohon tunggu...
M RidhoMarzuki
M RidhoMarzuki Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar, Berjuang dan bertakwa

Buah strawberry rasanya manis Dimakan lima sisanya empat Sebisa mungkin belajar menulis Berharap bisa menebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai-nilai dan Budaya Pesantren

16 Juni 2020   20:43 Diperbarui: 16 Juni 2020   21:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita ketahui nilai adalah pemberian makna atau arti pada pada suatu objek.  Terkait itu baik atau buruk,  salah atau benar,  dan sebagainya.  Nilai bisa diartikan juga suatu kepercayaan yang dijadikan referensi dalam tindakan. Suatu nilai tidak diharapkan adanya pembuktian secara empirik tetapi lebih pada penghayatan apa yang dikehendaki atau disenangi.  Selain itu juga nilai terdapat pada setiap pilihan manusia entah terkait dengan tujuan dan cara untuk meraih tujuan tersebut.

Budaya secara bahasa berasal dari kata budi dan daya,  yang berarti budi dan akal. Wujud kebudayaan itu ada tiga,  yakni: Berupa benda karya manusia,  pemikiran atau ide dan kelakuan atau perilaku.  Sehingga jika seseorang atau komunitas menggunakan budi dan akalnya untuk menghasilkan tiga wujud tersebut dan dilakukan secara terus menerus maka bisa disebut sebuah kebudayaan.

Nilai-nilai pesantren berdasar pada sumber-sumber  ajaran Islam yaitu Al-qur'an, Hadist dan ijtima' Ulama. Dari sumber tersebut lahirlah berbagai disiplin ilmu seperti fikih, tauhid dan tasawuf. Disiplin-disiplin tersebut tersusun secara sistematis dalam pondasi yang kokoh yakni ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah. Yang di dalamnya mengajarkan Tawazun (keseimbangan), moderat/tawasuth, tasamuh (toleran) dan keadilan.

Kultur pesantren tercermin dari berbagai kegiatan yang ada di dalamnya. Seperti metode belajar, sistem kelembagaan dan infrastruktur. Tak lupa juga pada aspek perilaku atau kegiatan juga, pada pesantren terdapat kebudayaan untuk hidup ruku, saling tolong menolong dan kebersamaan. Serta semangat mencari ilmu untuk berperan aktif menjaga keutuhan bangsa dan agama.

Internalisasi nilai-nilai pesantren yakni berupa penanaman akhlakul karimah yang merupakan tatanan moral dan etika budaya atau agama. Ibadah amaliah seperti disiplin sholat dan praktek ibadah.  Rutinitas membaca Al-qur'an. Hafalan surat-surat pendek seperti Juz Ama, Surat Yasin, Tabarak, Waqi'ah,  dan Ar-rahman. Dedikasi dan loyalitas, pada ulama, agama serta bangsa. Terakhir yakni amanah dan tanggung jawab.
Urgensi nilai-nilai pesantren di era milenial.


Sesuai selogan, al-muhafadzotu alal qodimissolih wal akhdu bil jadidil ashlah. Kita ketahui pastinya perkembangan teknologi dan informasi di era generasi milenial pasti ada dampak positif dan negatif. Dimana kita diharapkan dapat memilah dan memilih dengan seksama apa yang seharusnya kita pilih. Tetap berpegang pada nilai-nilai agama dan budaya dan juga mengikuti perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun