Tugas seulangke yang utama adalah membuka jalan. Atau dikenal dengan istilah "cah roet" dalam bahasa Aceh.
Dia yang bertugas membuka jalan bagi pihak lelaki untuk menjalin hubungan dengan pihak perempuan.
Setelah seulangke membuka pembicaraan dengan pihak keluarga perempuan seperti yang saya jelaskan tadi. Pihak dari keluarga perempuan juga akan membalas dengan kata-kata tamsilan serupa.
Inti dari balasan tersebut adalah, apakah pihak perempuan setuju untuk membuka jalan atau tidak. Jika tidak, prosesinya berakhir sampai disitu. Namun, jika setuju maka prosesi adat akan dilanjutkan.
Kemudian seulangke akan memberi kabar kepada pihak lelaki jika "cah roet" berhasil dilakukan.
![Prosesi Pemasangan Cincin Ketika Jak Ba Tanda oleh Pihak Keluarga Lelaki, Sumber[weddingku]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/25/weddingku-60ac7e8e8ede48336f3a8823.jpg?t=o&v=555)
Setelah pihak perempuan setuju. Maka langkah selanjutnya adalah jak ba tanda. Maksud dari jak ba tanda ini adalah hampir sama dengan bertunangan. Pada kesempatan ini pula kedua belah pihak akan menyepakati berapa mahar yang akan diberikan ketika pernikahan nanti.
Pada prosesi ini, biasanya pihak keluarga juga akan ikut serta dengan seulangke dan beberapa orang yang dituakan di desa ke rumah pihak perempuan. Selain mahar, pada kesempatan ini pula akan dibahas mengenai kapan prosesi pernikahan akan dilakukan.
Pihak keluarga lelaki biasanya juga akan membawa seserahan seperti beuleukat kuneng dan tumpoe (makanan tradisional Aceh), juga berbagai buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan sesuai kemampuan pihak si lelaki.
![Tumpoe, Makanan Tradisional Khas Aceh, Sumber[Steemit]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/25/steemittt-60ac7e3a8ede48377548fb62.jpg?t=o&v=555)
Prosesi yang dijalankan oleh seulangke seperti yang saya jelaskan di atas tidak serta merta sama berlaku di Aceh. Sebab setiap daerah di Aceh itu berbeda-beda juga adat dan tradisinya.