Mohon tunggu...
muhammad
muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpengaruhkah Tingkat Kemiskinan terhadap Urbanisasi?

23 Desember 2015   10:45 Diperbarui: 23 Desember 2015   11:23 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           

 

Indonesia merupakan negara dengan beribu-ribu pulau dan seragam suku dan budaya. Indonesia terdiri dari 13.466 pulau dan terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk besar dan menduduki peringkat ke empat setelah China, India, dan Amerika Serikat menurut wikipedia. Jumlah penduduk indonesia per tanggal 1 juli 2015 sebesar 255.461.700 menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010. Jika dilihat dari segi penduduk yang sangat melimpah seharusnya indonesia dapat memanfaatkan sumber daya manusia sebagai sarana untuk memajukan negeri melalui tenaga kerja yang sangat kompeten dan profesional.

Namun yang terjadi malah sebaliknya, berbagai permasalahan umum yang timbul terjadi di negara berkembang seperti indonesia. Permsalahanan-permasalahan tersebut yang timbul salah satunya adalah permasalahan kependudukan. Permasalahan kependudukan yang terjadi di Indoonesia disebabkan oleh tingkat kompetensi sumber daya manusia yang ada. Karena terdapat berbagai jenis sumberdaya manusia. 

Hal ini ditunjang dengan data jumlah penduduk yang disebutkan diatas, ini dapat dikatakan permasalahan yang sangat besar untuk Indonesia ke depannya dan menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh kita. Banyak permasalahan kependudukan di Indonesia. Seperti tingginya tingkat kriminalitas, meningkat secara drastis tingkat kemiskinan, terdapat kesenjangan sosial yang mencolok di masyarakat, rendahnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Jika dilihat dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dikatakan kemiskinan menjadi faktor pemicu dari segala bentuk permasalahan kependudukan. Dapat dikatakan seperti itu karena Indonesia sedang memfokuskan diri di bidang pembangunan dan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi. Berbagai tingkatan diperlukan disini sehingga menimbulkan kemajuan pesat di suatu daerah pembangunan yang terfokuskan. Dengan adanya pembangunan ini, sumber daya manusia yang dilibatkan dalam pembangunan ini juga mengalami pemfokusan hanya di suatu titik pembangunan saja.

Dengan adanya pemfokusan pembangunan ini sangat beriringan dengan masalah kependudukan, kerena dengan pembangunan yang terfokus hanya di suatu titik dapat menyebabkan daerah lain dengan kompetensi sumber daya yang berbeda timbul ketidakmerataan pembangunan. Seperti timbulnya kemiskinan di masyarakat yang berdomisili di daerah yang tidak terfokuskan oleh pembangunan. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejumlah data.  

Jumlah tingkat kemiskinan di Indonesia sendiri BPS periode Maret 2015 sebanyak 28,59 juta jiwa baik di perkotaan maupun di pedesaan. Jika dibanding periode September 2014, angka penduduk miskin bertambah dari 27,73 juta orang.

Secara teoritis kemiskinan dikatakan sebuah fenomena dimana taraf hidup masyarakat di dalam sebuah negara masih sangat memprihatinkan (rendah), dimana masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang selayaknya (Sahrul Mardianto).

Selain itu, Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2015 sebanyak 10,65 juta orang atau lebih rendah dibanding orang miskin di pedesaan yang mencapai 17,94 juta orang.

Hal di atas memperlihatkan perbedaan yang signifikan dengan jumlah kemiskinan di perkotaan dan pedesaan. Ini sangat berkalian dengan pembangunan yang sudah dijelaskan di atas. Jika dilihat dari perbedaan tingkat pembangunan di kota dan di desa, selisih jumlah kemiskinannya berbeda hingga mencapai 7,29 juta orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun