Mohon tunggu...
Mahmudi Sae
Mahmudi Sae Mohon Tunggu... lainnya -

Cita-cita menyenangkan dan bermaslakhat untuk banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keadilan Tuhan Dipertanyakan 1

21 Agustus 2014   03:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Beragam agama, suku bangsa dan ras yang ada di muka bumi ini menjadikan diri kita berpikir akan ketakjubanNya. Membuat nalar tak sanggup menembus akan kebesaran dan kekuasaanNya. Makhluk yang dicipta beraneka rupa. Katanya manusia sebagai khalifahnya.

Sebagai pemimpin bumi yang dibekali akal, fikiran dan perasaan, manusia hendaknya berlaku bijak terhadap alamnya, sesama makhluk, hewan dan tumbuhan. Sebuah kesalahan ketika manusia berlaku keji kepada sesama bahkan sesama manusia itu sendiri.

Jangan punya anggapan bahwa diri kita, agama kita dan apa yang kita kerjakan semuanya itu benar. Jangan fanatik terhadap apa yang kita anut. Semuanya sudah punya profil company masing-masing. Sejenak aku berpikir, kata-katanya besok ada surga dan neraka. Kebetulan saya dari lahir Islam yang kebetulan kebanyakan keluarga Islam.

Kalau Tuhan saya Allah SWT bakal ngasih surga kepada hamba yang beriman dan bertaqwa kepadaNya. Pikir saya kian jauh. Kalau Allah yang saya percaya bakal ngasih surga kepada hambaNya, trus kalau penganut agama lain nasibnya gimana. KataNya Allah Maha adil, dimana letak keadilanNya?

waduuh..lanjut ntar lagi nulisnya, ada teman yang ngajak kongkow....jadi tak bikin part 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun