Mohon tunggu...
M. Mada Gandhi
M. Mada Gandhi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena hidup adalah fana maka menulis menjadi sangat berguna

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

P. Sumbawa Diapit Dua "Ledakan" Besar Pariwisata

13 April 2021   13:10 Diperbarui: 13 April 2021   13:16 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pulau Sumbawa diapit oleh dua "ledakan" besar pariwisata: Labuhan Bajo NTT dan Mandalika Lombok.

Labuhan Bajo tempat binatang purba Komodo, menjadi daerah pengembangan pariwisata superpremium  di antara 5 wilayah super perioritas; Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Likupang dan Labuan Bajo. 

Mandalika ajang penyelenggaraan event bergengsi MotoGp dan sejumlah event balap kelas dunia lainnya. Bali dan Lombok adalah tujuan wisata utama Nasional.

Pulau Sumbawa berada di antara dua 'epicentrum' pariwisata dunia. Sumbawa punya apa? Sumbawa punya hampir semua yang dimiliki kedua pulau tetangganya. Tambora yang melegenda telah ditetapkan PBB sebagai geopark dunia.

Di kaki Tambora ada "aquarium" raksasa Teluk Saleh seluas 1.495 km2 dengan Panjang 282 km. Wilayah konservasi tempat hidup damai ikan hiu paus yang jinak. Pemandangan bawah laut yang eksekotik dan pantai-pantai yang tidak kalah indahnya. Perlu dicatat jumlahnya tidak hanya satu satu dua, tapi banyak pantai menawan. Keunikan budaya, adat istiadat  seperti pacuan kuda, karaci, barempuk dan peninggalan sejarah yang sangat kaya.

Teluk Saleh Bersama P. Moyo dan Tambora atau kerap disebut dengan singkatan SAMOTA berada dalam satu kawasan tahun 2017 dicanangkan sebagai periroitas pengembangan pariwisata terpadu Nasional. Sampai saat ini yang memberikan dampak ekonomi nyata adalah dari hasil laut dan budidaya ikan yang mencapai Rp 13,5 T tahun lalu. Tetapi ini pun perlu dikaji seberapa besar dampak pada ekonomi nelayan setempat.

Infrstruktur Pulau Sumbawa, masih menjadi kendala utama. Penerbangan baru bisa didarati pesawat berbadan kecil. Hotel dan penginapan belum berkelas bintang, dan lain-lain yang menjadi penunjang utama wisatawan masih tergolong minim.

Dalam banyak keterbatasan, Pulau Sumbawa harus bekerja keras agar kecipratan rezeki dari effect dua ledakan besar pariwisata itu. Mandalika yang indah itu harus menunggu lebih dari 20 tahun baru menggeliat setelah pusat turun tangan.

Saat ini mengharapkan investasi besar di dunia pariwisata memang cukup berat. Anggaran APBN APBD apalagi. Namun perlu merintis walau agak terlambat konsep pengembangan. Icon pariwisata

apa yang akan dikembangkan, budaya, alam, atau cukup konsentrasi di pertambangan, yang selama ini menjadi andalan Produk Domestic Bruto (PDB)? Apakah tambang memiliki dampak signifikan bagi titik pertumbuhan baru?

Menaikkan kelas pulau P Sumbawa agar setidaknya hampir menyamai tetangganya haruslah campur tangan pemerintah pusat seperti juga yang dilakukan terhadap 5 obyek prioritas  yang lain.  Menko Kalautan dan investasi Luhut Panjaitan dikabarkan pernah kaget melihat sejumlah keindahan alam Pulau Sumbawa. Tetapi setelah itu "sunyi".

Saya dalam beberapa publikasi menulis perlu membuka alternatif konsep Public Privat Partnership (PPP) dalam upaya mengembangkan wilayah potensial. Seperti juga yang dilakukan Labuan Bajo. Uang bukanlah semuanya berasal dari APBN atau APBD. Tetapi bekerjasama dengan pihak swasta.

Lapangan terbang misalnya, dibangun dan dikelola sekian lama swasta (konsorsium luar negeri) selanjutnya akan dikembalikan lagi ke pemda saat berakhirnya kontrak. Termasuk  obyek wisata Komodo. Kesenjangan antara proyek yang harus dibiayai dengan ketersediaan dana pemerintah, disitulah swasta masuk.

Apa menariknya bagi swasta? Lembaga pembiayaan juga uangnya perlu berputar dalam koridor aman. Jaminan dan kontrak pekerjaan dengan pemerintah (termasuk pemda kabupaten) adalah jaminan keamanan yang paling menarik. Lembaga pembiyaan bersama developer mengembangkan dan membuatnya untung karena ada resiko yang telah dibagi di sana.

Ada banyak lembaga, badan, asosiasi dan perangkat birokrasi yang ditugaskan untuk mendrive pengembangan pariwisata daerah baik tingkat II maupun tingkat provinsi. Saatnya menunjukkan sinergitasnya, dan pentingnya keberadaan mereka di tengah banyak keterbatasan.  Juga menyiapkan skema pembiayaan PPP atau popular di Indonesia Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

M. Mada Gandhi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun