Mohon tunggu...
Muhammad Leksono
Muhammad Leksono Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Semua karya yang tercipta dibantuan oleh secangkir teh.

Bukan pencinta kopi, tapi ingin membuat kedai kopi. Lebih suka minum teh. Masih mencari jadi diri, hal itulah yang membuat saya masih asik sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Money

Simbiosis Mutualisme antara Produsen dan J&T

25 Desember 2019   00:06 Diperbarui: 25 Desember 2019   00:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa kisah orang sukses dari toko online mulai bertebaran dalam berita cetak maupun berita online. Hal tersebut disebabkan oleh arus masyarakat Indonesia yang mulai "hijrah" dari membeli melalui toko offline menuju toko online. Melalui pergerakan arus masa yang berbondong-bondong "hijrah" akhirnya para produsen yang tidak punya cukup modal untuk menyewa lapak mulai mengepakkan sayapnya di media online, bahkan toko yang sudah mempunyai membuka lapak di pasar swalayan dan sebagainya tidak ingin kalah, mereka pun ikut juga "hijrah" dalam memasarkan produknya. 

Sehingga bermunculanlah banyak kisah sukses dari orang-orang yang memulia bisnisnya dari pasar online, bahkan keuntungan yang didapatkan sangat menakjubkan. Tetapi, bagaimana hal itu bisa terjadi?Bukan memakai mantra "Bimsalabim Abrakadabra", namun jawabannya ada pada penyebaran produk yang bisa mencangkup seluruh pelosok wilayah Indonesia. 

Lalu, muncul lagi pertanyaan "Bagaimana bisa sebuah toko yang mulainya tidak mempunyai cukup dana untuk menyewa lahan bisa mendapat keuntungan beratus juta?" semua todak terlepas dari strategi produsen dalam menghadapi pasar "bebas" di toko online, serta pihak ketiga yang terjadi antar penjual dan pembeli di toko online; yaitu kurir ekspedisi.

Perkembangan industri layanan jasa pengiriman paket dan kurir dalam beberapa tahun terakhir ini disebabkan hal yang saya paparkan tadi "Menjamurnya bisnis penjualan barang secara online atau lebih dikenal e-commerce". Jasa pengiriman barang ikut menjadi kunci dalam kesuksesan suatu produsen, agar setiap barang dapat sampai dengan aman dan utuh seutuhnya sampai ke tangan konsumen. Jika penjual sudah mengemas barang semaksimal mungkin agar kepuasan konsumen menjadi maksimal juga, namun salah dalam memilih ekspedisi pengiriman barang bisa ditebak hasilnya; Bisa saja barang penyok arau rusak, keterlambatan menuju tangan konsumen, bahkan tidak sampai sama sekali.


Oke, bisa disimpulkan "produsen yang bijak akan memilih ekspedisi yang baik". Salah satu industri layanan jasa pengiriman paket yang sudah sukses mengepakkan sayapnya dalam industri Indonesia adalah perusahaan J& Express. Jasa pengiriman yang mempunyai slogan "Express Your Online Business" secara tidak langsung sudah menyumbang kemajuan industri 4.0 di Indonesia. Perusahaan yang berulang tahun ke-4 pada November yang lalu telah bekerja sama dengan para market place di berbagai toko online seperti Tokopedia, Lazada, telah memberikan pelayanan yang menurut saya pribadi sangat memuaskan. 

Dalam pengalaman saya beberapa minggu yang lalu membeli salah satu produk di toko online menggunakan jasa pengiriman J&T. Dalam estimasi tertera kalau barang akan sampai di tangan saya dalam 2 hari, tapi kenyataannya dalam 1 hari barang sudah ada ditangan saya.


Beruntunglah toko online yang sudah memiliki jasa pengiriman dan kurir yang tepat. Namun sesuai judul yang kita angkat dalam artikel ini, maka "Simbiosis mutualisme" adalah nyata adanya. Industri pengiriman barang akan berterima kasih kepada toko online, ya, toko online berkembang pesat maka jasa pengiriman barang meningkat. Pasalnya, setiap harbolnas datang bukan hanya produsen yang "ketiban durian runtuh" industri jasa pengiriman pun akan "ketiban durian yang sama". Para produsen yang kebanjiran konsumen yang begitu banyak akan mencari jasa pengiriman barang yang akan mengantar produknya sampai tepat waktu ke tangan konsumen.
Namun saya kembali berpikir, untung dan saling menguntungkan bukan hanya terjadi kepada produsen dan industri pengiriman barang, namun kepada pembeli yang mendapat gratis ongkos kirim serta harga yang miring dari produsen "tangan pertama", keuntungan juga ada pada platform toko online yang bersangkutan, mitra pembayaran (debet atau mini market). Itulah industri 4.0 semua diuntungkan dan dapat memajukan perekonomian seluruh kalangan.
Eits, tunggu dulu. Industri 4.0 tidak berhenti sampai di sini. Karena, teknologi semakin berkembang, dan perlu adanya perkembangan pula dari setiap individu.
Logistik 4.0 akan mendorong perubahan metode dan cara pertukaran data antar ekosistem logistik dari pertukaran data bilateral yang kurang efisien menjadi platform digital yang meningkatkan keamanan dan kemudahan akses pada informasi 'end-to-end' rantai pasok. Dengan transformasi di sektor logistik meliputi munculnya teknologi seperti physical internet, standar IT, data analytics, cloud, blockchain, robotik dan automasi, yang semuanya berdampak pada digitalisasi logistik dan rantai pasok. Hingga sehingga Indonesia dapat mencapai visi making Indonesian 4.0 top 10 ekonomi dunia pada 2030.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun