Mohon tunggu...
Muhammad Kholil
Muhammad Kholil Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta

Menghargai ilmu lebih dari popularitas. Mencintai ulama bukan karena nama, tapi karena cahaya ilmunya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulama dan Inovasi : Jejak Kyai Haji As'ad Humam di Balik Metode Iqro

26 Juni 2025   20:00 Diperbarui: 28 Juni 2025   20:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Kitab Iqro Karya KH. As'ad Humam

KH. As'ad Humam
KH. As'ad Humam

KH. As’ad Humam sebagai pelopor di balik lahirnya metode Iqro’, sebuah metode belajar membaca Al-Qur’an yang sampai hari ini masih digunakan secara luas, terutama oleh anak-anak, memiliki nama lengkap As’ad, dan ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayah beliau bernama Haji Humam Siraj. Selain dikenal sebagai ulama, KH. As’ad juga aktif sebagai pengasuh Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (AMM) di Yogyakarta.

Walaupun KH. As’ad Humam dikenal sebagai sosok pelopor metode Iqro’, beliau tak lepas dari pengaruh tokoh-tokoh besar lainnya dalam dunia pendidikan Islam. Beberapa ulama terdahulu seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, maupun tokoh pembaharu pendidikan seperti syeikh Ahmad Surkati, menjadi bagian dari khazanah pemikiran keislaman yang turut menginspirasi banyak generasi. Semangat pembaruan dan keberpihakan terhadap kebutuhan umat menjadi benang merah perjuangan mereka. KH. As’ad Humam melanjutkan estafet itu, dalam bentuk yang lebih praktis dan dekat dalam kebutuhan masyarakat saat itu, yakni pembelajaran baca Al-Qur’an yang lebih efisien dan cepat diterapkan.

Ulama pembaharu semacam KH. As’ad Humam tidak muncul begitu saja. Mereka lahir dari konteks zaman yang menuntut perubahan. Situasi pasca orde baru, di mana umat Islam mulai bergeliat membangun pendidikan informal seperti TPA atau TPQ, menjadi sebuah lahan yang subur bagi penyebar metode Iqro’. Ketika masyarakat kesulitan mencari guru ngaji yang cukup, metode Iqro’ menjadi solusi karena bisa dipakai oleh siapa saja, bahakan oleh orang tua yang belum pernah mengajar sekalipun.

Sebelum hadirnya metode Iqro’, pembelajaran Al-Qur’an sering kali repetitif dan kurang menarik bagi anak anak. Hal ini menyebabkan banyak anak-anak yang kehilangan motivasi belajar, bahkan sebagian merasa tertekan. Metode lama yang mengandalkan hafalan tanpa pemahaman bertahap, dan banyak murid yang merasa kesulitan mengikuti ritmenya.

Metode Iqro’ yang dirintis oleh KH. As’ad Humam telah menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pembaruan pendidikan Islam di Indonesia, terutama dalam bidang pembelajaran membaca Al-Qur’an. Inovasi ini lahir dari kepekaan beliau terhadap realitas di masyarakat, di mana banyak anak-anak maupun orang dewasa kesulitan dalam mempelajari baca Al-Qur’an karena metode pembelajaran yang digunakan masih kaku dan berbelit-belit. Metode tradisional yang telah lama digunakan, umumnya membutuhkan waktu yang relatif lama, proses hafalan yang berat, serta ketergantungan pada guru yang berpengalaman. Hal ini menyebabkan banyak santri yang merasa terbebani dan mengalami kesulitan dalam proses belajar.

Melihat kondisi tersebut, KH. As’ad Humam memperkenalkan metode Iqro’ sebagai pendekatan baru yang lebih praktis, efisien, dan mudah diaplikasikan. Metode ini menekankan pada latihan langsung dengan menggunakan buku panduan khusus berjudul Iqro’ yang disusun secara sistematis dan bertingkat dari jilid pertama hingga jilid keenam. Penyusunan bertingkat ini dirancang untuk menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik secara bertahap, dimulai dari pengenalan huruf hijaiyah, penggabungan huruf, hingga membaca ayat-ayat Al-Qur’an secara utuh. Pendekatan bertingkat ini memungkinkan pembelajar untuk mengalami proses belajar yang lebih ringan, terarah, dan progresif.

Keunggulan utama dari metode ini adalah orientasinya pada praktik langsung sejak awal, tanpa harus melalui tahapan menghafal panjang terlebih dahulu.  Dengan demikian, siswa didorong untuk aktif membaca dan berlatih secara mandiri, sekaligus mempercepat pencapaian kemampuan membaca Al-Qur’an. Hal ini menjadi terobosan penting dalam dunia pendidikan Islam karena metode Iqro’ dapat diajarkan oleh siapa saja, bukan hanya ustadz atau ustadzah profesional, tetapi juga oleh orang tua, relawan, atau pengajar pemula. Maka tidak heran jika metode ini cepat diterima dan menyebar luas di berbagai lapisan masyarakat.

Keunikan metode ini adalah anak-anak langsung diajak membaca tanpa harus menghafal terlebih dahulu. Proses belajarnya dimulai dari pengenalan huruf hijaiyah, lalu dilanjutkan ke pertemuan kata dan ayat. Hasilnya, anak-anak bisa lebih cepat mengenal bentuk huruf dan membacanya dengan lancar. Kelebihan lain dari metode ini adalah fleksibilitasnya. Iqra’ bisa digunakan di mana saja, baik di rumah, sekolah, maupun TPQ. Sistemnya yang sederhana membuatnya mudah diajarkan oleh guru, orang tua, bahkan relawan kepada anak-anak. Selain itu, metode ini juga menumbuhkan kemandirian anak dalam belajar.

Gambar anak-anak sedang belajar Iqro’ di TPQ
Gambar anak-anak sedang belajar Iqro’ di TPQ

Gambar anak-anak sedang belajar Iqro’ di TPQSejak pertama kali diperkenalkan, metode Iqro’ mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Kepraktisan dan efektivitas metode ini membuatnya dengan cepat diadopsi oleh Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), sekolah dasar Islam, bahkan oleh orang tua di rumah. Tidak hanya di Yogyakarta, metode ini justru menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi standar pembelajaran Al-Qur’an di banyak lembaga Islam. Uniknya, metode ini tidak hanya bertahan, tetapi terus digunakan lintas generasi. Bahkan di luar negri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan komunitas Muslim di Singapura serta Timur Tengah, metode Iqro’ mulai dikenalkan sebagai pendekatan efektif dalam pengajaran baca Al-Qur’an. Ini bukti bahwa karya ulama lokal dapat berdampak global jika disusun dengan niat yang tulus dan visi yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun