Dalam badminton level dunia, kekuatan teknik sudah semakin merata. Bedanya terletak pada bagaimana atlet mampu bertahan dalam tiga gim penuh yang menguras energi. Rubber game bukan sekadar tambahan, tetapi sudah menjadi norma dalam pertandingan kelas dunia.
Di sinilah letak evaluasi penting bagi Putri dan tim pelatih Indonesia. Tradisi bermain rubber perlu diadaptasi bukan hanya sebagai pengalaman pertandingan, tetapi sebagai latihan sistematis. Atlet harus membangun pola ketahanan yang siap menghadapi 90 menit reli intens tanpa kehilangan efektivitas strategi.
Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tradisi melahirkan pemain tangguh dengan stamina besar, seperti Susy Susanti dan Verawaty Fajrin. Namun, dalam perkembangan badminton modern, pola latihan fisik harus lebih terstruktur, menggabungkan sport science, recovery system, dan monitoring biometrik atlet.
Putri telah menunjukkan potensinya ketika mengalahkan Pusarla Sindhu dari India di babak sebelumnya. Itu sinyal positif bahwa ia bisa menundukkan pemain kelas dunia.
Namun, kemenangan atas pemain papan atas harus dilanjutkan dengan kesiapan fisik untuk menghadapi lebih dari satu pertandingan berat secara beruntun.
Teori olahraga modern menekankan konsep energy distribution, bagaimana seorang atlet mengalokasikan tenaga secara cerdas sepanjang turnamen.
Fisik yang kuat memungkinkan strategi lebih fleksibel, sebagaimana kapan bermain cepat, kapan melambatkan tempo, dan kapan memilih reli panjang sebagai perang mental.
Putri dalam gim kedua sukses menerapkan strategi menyerang dengan intensitas tinggi. Namun, kegagalan mempertahankan konsistensi hingga gim ketiga menandakan perlunya latihan endurance yang lebih panjang, termasuk high-intensity interval training (HIIT), latihan kekuatan otot inti, serta adaptasi mental menghadapi tekanan.
Salah satu aspek penting adalah periodization training, yaitu pengaturan beban latihan fisik yang sesuai dengan kalender turnamen. Tanpa manajemen fisik yang tepat, pemain akan kehilangan daya tahan saat memasuki fase-fase akhir kompetisi, sebagaimana terlihat pada Putri di semifinal Paris.
Rubber game adalah tradisi yang membentuk karakter atlet besar. Putri Kusuma Wardani telah membuka jalan ke elit dunia, kini saatnya memperkuat fondasi fisik agar setiap reli panjang bukan ancaman, melainkan peluang untuk menunjukkan ketangguhan sejati.
Bagi PBSI dan tim nasional Indonesia, kekalahan ini harus menjadi refleksi bahwa tradisi rubber game bukan sekadar derita tambahan, melainkan peluang emas untuk menguji ketahanan. Latihan harus disimulasikan dalam skenario tiga gim dengan intensitas penuh agar fisik dan mental terbiasa menghadapi maraton reli.