Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Emas Digital atau Emas Fisik, Pilih Investasi Sesuai Karaktermu!

22 April 2025   23:27 Diperbarui: 22 April 2025   23:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Investasi emas telah menjadi salah satu pilihan klasik yang tak lekang oleh waktu. Dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven), emas menjadi jawaban atas ketidakpastian ekonomi, inflasi, bahkan krisis geopolitik. Namun, dalam era digitalisasi saat ini, muncul dilema baru, apakah lebih bijak memilih emas fisik yang nyata dan bisa digenggam, atau emas digital yang tersimpan aman dalam sistem aplikasi modern?

Emas fisik menawarkan pengalaman konkret, seperti bisa dilihat, dipegang, bahkan disimpan di tempat yang dianggap paling aman oleh pemiliknya. Sentuhan langsung terhadap logam mulia ini memberi efek psikologis tersendiri berupa rasa aman dan kendali penuh atas aset. Namun, aspek ini juga menjadi sumber risiko tersendiri berupa emas fisik rentan terhadap pencurian, kehilangan, hingga kesalahan penyimpanan.

Di sisi lain, emas digital tampil sebagai solusi modern atas kerumitan konvensional. Dengan aplikasi investasi emas seperti yang ditawarkan oleh Pegadaian Digital, Antam, maupun sejumlah fintech, investor bisa membeli emas dalam jumlah kecil, menyimpannya secara digital, bahkan menjualnya kembali dengan cepat hanya melalui sentuhan jari.

Emas fisik memberi ketenangan karena bisa digenggam, tapi emas digital menawarkan kebebasan karena bisa diakses kapan saja di mana saja.

Dari sudut pandang ekonomi mikro, kedua jenis investasi emas ini memiliki elastisitas preferensi yang dipengaruhi oleh karakter konsumen. Mereka yang lebih konservatif dan menjunjung tinggi kendali pribadi atas aset cenderung memilih emas fisik. Sementara generasi muda yang tech-savvy dan mengutamakan efisiensi waktu serta fleksibilitas lebih nyaman dengan emas digital.

Namun muncul pertanyaan mendasar, dalam konteks mitigasi risiko finansial, mana yang lebih logis dan rasional? Studi komparasi harus menyentuh aspek biaya penyimpanan, keamanan, likuiditas, hingga pengaruh psikologis investor terhadap keputusan finansial mereka.

Investasi terbaik bukan sekadar soal bentuk emasnya, tapi seberapa dalam kita memahami karakter dan kebutuhan diri sendiri. 

Emas fisik cenderung memunculkan biaya tambahan, baik itu untuk brankas pribadi, jasa safe deposit box, atau sekadar perlindungan rumah yang lebih ketat. Tidak sedikit yang menyimpan emas di rumah dengan risiko tinggi, hanya demi kepuasan personal karena bisa memegang langsung aset mereka.

Sementara itu, emas digital menekan biaya-biaya tersebut secara signifikan. Beberapa platform bahkan memberikan gratis biaya penitipan dalam jumlah tertentu. Namun, emas digital menghadirkan tantangan kepercayaan. Benarkah emas tersebut betul-betul ada dan tersimpan sesuai janji platform? Keamanan digital tetap bisa diretas, dan konsumen perlu literasi digital untuk memahami cara kerjanya.

Menariknya, perkembangan institusi seperti bank emas menjadi jembatan antara keduanya. Dengan layanan penitipan emas yang dijamin dan diaudit secara berkala, konsumen bisa menyimpan emas fisik mereka tanpa perlu mengkhawatirkan risiko kehilangan. Antam dan Pegadaian misalnya, telah lama menjadi perantara yang dipercaya dalam menjaga emas secara profesional.

Namun, faktor psikologis manusia seringkali lebih dominan daripada rasionalitas ekonomi. Ada kelegaan emosional ketika seseorang bisa menggenggam batang emasnya sendiri. Ini bukan hanya soal nilai, tapi juga identitas dan pride sebagai investor. Tak heran bila masih banyak orang tua atau generasi kolonial yang lebih tenang ketika emasnya berada di bawah bantal daripada di cloud server. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun