Pada 18 Maret 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami guncangan besar hingga harus menutup perdagangan lebih awal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot lebih dari 6 persen, memicu mekanisme trading halt pada pukul 11.19 WIB. Pelemahan ini dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kinerja fiskal yang memburuk dengan defisit APBN hingga akhir Februari mencapai Rp31,2 triliun. Rupiah juga mengalami depresiasi signifikan hingga menembus Rp16.400 per dolar AS, memperparah sentimen pasar.
Anjloknya IHSG menjadi indikasi bahwa pasar modal Indonesia tengah berada dalam tekanan besar. Investor domestik dan asing bereaksi negatif terhadap ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut. Sementara sektor-sektor saham utama mengalami pelemahan tajam, investor mulai mencari alternatif investasi yang lebih aman dan stabil. Dalam kondisi seperti ini, emas menjadi pilihan investasi yang paling menarik. Dalam tiga bulan terakhir, harga emas melonjak hingga Rp1,8 juta per gram. Lonjakan ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi aset safe haven yang kuat di tengah gejolak ekonomi global maupun domestik.
Dari perspektif ekonomi mikro, emas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan saham dalam situasi ketidakpastian. Pertama, emas tidak bergantung pada kinerja perusahaan atau sektor tertentu, melainkan pada permintaan global dan stabilitas ekonomi makro. Ini membuat emas lebih tahan terhadap guncangan seperti resesi atau defisit fiskal.
Kedua, emas memiliki sifat likuiditas tinggi dan daya beli yang relatif stabil. Dalam kondisi ketika rupiah melemah terhadap dolar, emas justru mengalami apresiasi, sehingga dapat menjadi lindung nilai (hedging) terhadap inflasi dan depresiasi mata uang. Ketiga, permintaan emas cenderung meningkat dalam kondisi krisis, baik dari investor individu maupun institusi. Hal ini terlihat dari kenaikan harga emas dalam beberapa bulan terakhir yang mencerminkan peralihan investasi dari saham ke aset yang lebih aman.
Keempat, dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi atau deposito, emas tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan suku bunga yang sering berubah dalam kondisi ekonomi yang bergejolak. Stabilitas inilah yang membuat emas lebih menarik bagi investor jangka panjang.
Efisiensi ekonomi saat ini menuntut investor untuk lebih berhati-hati dalam mengalokasikan dana mereka. Dalam situasi IHSG yang tidak stabil dan rupiah yang terus melemah, menaruh aset dalam instrumen yang berisiko tinggi seperti saham menjadi semakin sulit diprediksi. Sebaliknya, emas menawarkan keamanan yang lebih besar. Selain itu, dalam skenario ekonomi yang tidak pasti, peran emas sebagai aset cadangan nasional juga semakin diperhitungkan. Bank Indonesia bahkan cenderung meningkatkan cadangan emasnya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mata uang di tengah ketidakpastian global.
Meskipun harga emas telah naik signifikan, potensi kenaikannya masih terbuka lebar jika tekanan terhadap rupiah berlanjut dan ekonomi global belum menunjukkan pemulihan signifikan. Dalam kondisi seperti ini, emas menjadi instrumen diversifikasi investasi yang efektif.
Para investor yang cermat melihat tren ini sudah mulai mengalihkan portofolio mereka ke emas fisik maupun dalam bentuk reksa dana emas. Dengan memilih emas, mereka mengurangi risiko volatilitas yang saat ini tinggi di pasar saham. Dari sudut pandang ekonomi mikro, keputusan investasi harus mempertimbangkan faktor risiko, likuiditas, serta ketahanan nilai aset dalam jangka panjang. Dengan kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, emas tidak hanya menjadi pilihan logis tetapi juga strategi perlindungan kekayaan yang efektif.
Meskipun emas bukan satu-satunya instrumen investasi yang tersedia, namun dalam situasi seperti saat ini, emas memberikan perlindungan optimal terhadap ketidakstabilan finansial. Oleh karena itu, bagi para investor yang ingin menjaga nilai asetnya di masa depan, emas adalah pilihan yang sangat rasional.
Kesimpulannya, dengan IHSG yang terpuruk dan rupiah yang melemah, emas menjadi satu-satunya aset yang memberikan kestabilan di tengah badai ekonomi. Efisiensi ekonomi di era ketidakpastian menuntut pergeseran strategi investasi, dan emas telah membuktikan dirinya sebagai pilihan terbaik untuk menjaga kesejahteraan finansial dalam jangka panjang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI