Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Noor
Muhammad Ilham Noor Mohon Tunggu... Guru - Guru paruh waktu

strive for your dreams

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

"What Lies Ahead", Menerka Masa Depan dari Hal-hal Kecil

29 Desember 2020   15:13 Diperbarui: 30 Desember 2020   19:45 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi papan tulis. (sumber: pixabay.com/mohamed_hassan)

Itu di hari rabu, saat Nona Lim, pengajar Bahasa Inggris kami memberikan tugas harian sebagaimana biasanya. Selain seorang polyglot, sepertinya Nona Lim juga sangat menggemari segala sesuatu yang berbau teknologi. 

Hal tersebut dapat dilihat dari semangatnya yang menggebu-gebu untuk menyaksikan presentasi kami di hari kamis. Materi kali ini berjudul "what lies ahead", garis besarnya adalah memprediksi bagaimana hal-hal akan berkembang di masa depan. 

Dan tugas harian yang Ia berikan: 'lihat masalah dilingkungan sekitarmu, hal apa yang ingin kamu ciptakan atau ubah?'. Nona Lim terlihat sangat bahagia ketika memberikan tugas tersebut, hal yang berbanding terbalik dengan ekspresi wajah ke-11 orang anak didiknya, termasuk saya. 

Setelah Ia menutup kegiatan pembelajaran di hari rabu itu, spontan saya disibukkan dengan berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan. 

Ketimbang memilih ide-ide besar seperti alat pemindai wajah, self-driving car dan sebagainya, saya lebih tertarik dengan masalah-masalah kecil, alasan yang paling mendesak adalah karena waktu yang diberikan untuk mempersiapkan presentasi hanya satu malam.

Lazy Board. Dokumen Pribadi
Lazy Board. Dokumen Pribadi

Langkah pertama yang saya lakukan yaitu mengamati benda-benda disekeliling secara mendetail. Berhubung saat itu saya berada di sekolah, maka benda-benda yang dapat diamati hanya meja, kursi, tumpukan buku dan papan tulis. Lama saya mengamati benda-benda tersebut, sampai akhirnya imajinasi itu muncul. 

Nah, kenapa saya tidak mencoba mendesain ulang papan tulis yang bisa menghapus sendiri. Tidak usah repot-repot menggoyangkan tangan ke kanan-kiri atau ke atas-bawah. Tekan tombol, mesin berjalan, papan tulis kinclong kembali.

Kemudian, segera saya mengambil PC dari dalam tas dan mencoba membuat desain awalnya. Ada 3 bagian penting dari prototype tersebut yaitu wiper, nozzle dan papan tulis. 

Wiper berfungsi sebagai material utama untuk menghapus noda di papan tulis, sedangkan nozzle digunakan untuk menyemprot air sabun agar wiper dapat bekerja secara maksimal membersihkan tinta marker atau spidol. 

Setelah corat-coret desain selesai, prototype papan tulis itu saya beri nama Lazy Board. Lazy Board muncul karena saya terlalu malas memikirkan sebuah nama untuk papan tulis tersebut. Not bad.

Lazy Board Tampak Samping. Dokumen Pribadi
Lazy Board Tampak Samping. Dokumen Pribadi

Keesokannya, kami diberikan waktu masing-masing 10 menit untuk mempresentasikan hasil imajinasi setiap partisipan kepada Nona Lim. Wint memperoleh kesempatan pertama untuk menyajikan buah pikirnya. 

Wanita berkacamata itu memiliki ide tentang serum yang mampu mengurangi rasa sakit ketika seorang wanita hendak melahirkan. Keresahan yang juga mungkin muncul pada sebagian calon ibu ketika akan melahirkan buah hatinya. 

Rada aneh memang, tapi saat melihat bagaimana Wint menyampaikan gagasannya, membuat ketertarikan saya untuk mendengarkan seluruh imajinasi-imajinasi dari teman lainnya menjadi meningkat. 

Hari itu, banyak ide yang bermunculan. Seperti imajinasi Ye tentang kursi roda yang dapat melompat, alat yang mungkin berguna untuk menyelamatkan diri ketika pengguna kursi roda dalam keadaan bahaya. 

Atau, kendaraan super amfibi yang bisa berjalan di darat, menyusuri laut dan terbang di udara yang di usulkan oleh Meo, sebagai bentuk kendaraan paket komplit 3 in 1.

Dari materi kali ini, saya seolah mengamini perkataan Einstein tentang imajinasi, yaitu: "Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited to all we know and understand, while imagination embraces the entire world, and all there ever will be to know and understand".

Membahas tentang teknologi masa depan memang tidak ada habisnya. Tapi teknologi tidak melulu tercipta dari masalah-masalah besar yang sering ditemui pada lingkungan, masalah dan keresahan sekecil apapun nyatanya juga bisa berbuah menjadi suatu teknologi. 

Apa yang saya dan teman-teman presentasikan di hari kamis itu adalah salah satu bentuk upaya menerka masa depan dari hal-hal kecil yang mungkin saja akan terjadi suatu saat nanti. Who knows?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun