Mohon tunggu...
Muhammad ilham
Muhammad ilham Mohon Tunggu... Lainnya - Singlenying

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalbu Itu Miliknya

20 Juni 2020   12:40 Diperbarui: 20 Juni 2020   12:29 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup bagaikan sebuah seni
Yang bernyawa adalah lakon
Dan Tuhan adalah dalangNya
Waktu berjalan dengan cepat karenaMu Hingga akhirnya aku tersadar
Aku termenung dalam doa

Di Keheningan malam aku mendekati-Mu Air mata pun menetes
Kupinta maaf dan doa padamu
Kucoba renungkan kesalahanku
Yang tak bisa kusebut sata-persatu Tentang keluh kesahku selama ini

Kucoba menata kata demi kata MemintaMu menatap hatiku sebentar saja
Tak ada suara yang mampu kudengar
Aku ingin bicara Aku ingin bercerita
Ajaklah aku kedalam harumnya bunga surga

Detik demi detik berlalu
Hingga fajar datang menyambut
Aku menyerah dalam gundah
Dan jiwaku pun bertahajud
Sadar akhirat adalah nyata
Karena itulah aku sangat membutuhkan-Mu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun