Namun, keberhasilan program ini masih menghadapi tantangan besar. Faktor eksternal seperti lingkungan rumah yang masih terpapar asap rokok dan kebiasaan jajan di luar sekolah menjadi hambatan dalam konsistensi perilaku sehat. Selain itu, keterbatasan fasilitas olahraga di sekolah juga mengurangi kesempatan anak untuk beraktivitas fisik optimal.
Implikasi dari hasil ini adalah perlunya pendekatan kolaboratif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah dapat berperan sebagai pusat edukasi kesehatan, sementara keluarga menjadi penguat kebiasaan sehat di rumah. Pemerintah daerah dan tenaga kesehatan juga perlu mendukung dengan penyediaan fasilitas serta edukasi berkelanjutan.
Jika sinergi ini berjalan dengan baik, maka gerakan CERDIK tidak hanya menjadi program sekolah, tetapi juga menjadi budaya hidup sehat yang tertanam dalam diri anak-anak sejak dini.
Edukasi CERDIK dan pola hidup sehat di MI Muhammadiyah Kradenan 1 kelas 1–3 terbukti mampu meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya menjaga kesehatan. Implementasi program ini sudah berjalan melalui berbagai kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan, senam rutin, pembelajaran kreatif, serta pembiasaan membawa bekal sehat.
Meskipun demikian, masih terdapat kendala berupa kebiasaan jajan sembarangan, lingkungan rumah yang kurang mendukung, serta keterbatasan fasilitas olahraga. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan yang lebih luas dari orang tua, masyarakat, dan pihak terkait untuk memperkuat keberhasilan program ini.
Dengan menanamkan prinsip CERDIK sejak dini, sekolah dasar dapat menjadi pondasi kuat dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi di masa depan. Edukasi CERDIK bukan hanya sekadar program kesehatan, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
REFERENSI
Bandura, A. (1986). Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Gerakan CERDIK. Jakarta: Kemenkes.
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2022. Jakarta: Kemenkes.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Badan Litbangkes Kemenkes RI.