Mohon tunggu...
Muhammad Haikal Faturrahman
Muhammad Haikal Faturrahman Mohon Tunggu... Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Penggemar Buku, Penggila Sepak Bola

Menulis, Membaca, Berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Meresonansikan Nada Persatuan Pasca Tahun Politik

8 Februari 2025   20:55 Diperbarui: 8 Februari 2025   20:55 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Integrasi Nasional Indonesia. (sumber: Istockphoto)

Jika kita ingin berbicara tentang resonansi nada persatuan pasca tahun politik, kita harus terlebih dahulu mengakui bahwa kita hidup dalam suatu masyarakat yang plural. Indonesia adalah negara yang dibangun di atas keberagaman, dan justru karena keberagaman inilah persatuan menjadi semakin penting. Tetapi, persatuan bukanlah keseragaman, ia adalah penghargaan terhadap perbedaan, dan hal ini harus dijaga dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai bangsa yang pernah merasakan penderitaan akibat otoritarianisme, kita harus menyadari bahwa politik identitas yang dikelola dengan cara yang salah tidak hanya menciptakan polarisasi, tetapi juga merusak demokrasi itu sendiri. Resonansi nada persatuan tidak hanya bergantung pada narasi politik yang disuarakan oleh elit, tetapi juga pada setiap individu yang mampu menyuarakan pentingnya kebersamaan dan keharmonisan. Bagaimana kita bisa berbicara tentang persatuan jika kita tidak dapat menghargai perbedaan dalam pandangan politik, agama, dan budaya?

Ke depan, kita perlu membangun ruang publik yang inklusif, yang mengedepankan dialog antar kelompok politik dan sosial, bukan hanya menjadikan perbedaan sebagai sumber konflik. Ini bukanlah tugas yang mudah, mengingat beban sejarah dan kompleksitas dinamika politik Indonesia. Namun, jika kita mampu melihat bahwa persatuan sejati berasal dari penerimaan terhadap perbedaan, kita mungkin bisa menemukan kembali resonansi nada persatuan yang kita rindukan.

Refleksi: Menyambut Era Baru

Di tengah polarisasi yang semakin mengancam, kita harus bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita siap untuk mengesampingkan perbedaan kita dan bekerja bersama demi masa depan yang lebih baik? Atau akankah kita terus terjebak dalam lingkaran setan politik identitas yang memecah belah?

Kita harus mengakui bahwa persatuan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan dengan retorika kosong atau slogan politik yang berlebihan. Persatuan harus lahir dari pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan, serta upaya kolektif untuk menciptakan ruang di mana semua suara dapat didengar, tanpa merasa teralienasi. Critical Thinking, atau pemikiran kritis, adalah kunci untuk membuka mata kita terhadap realitas sosial yang lebih luas, yang melampaui perbedaan politik yang tampak.

Bahkan setelah tahun politik yang penuh dengan ketegangan, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk mengukir sejarah baru. Tetapi ini memerlukan komitmen dari setiap elemen bangsa, baik dari kalangan politikus, masyarakat, maupun akademisi, untuk berbicara dengan hati yang penuh pengertian dan pikiran yang terbuka. Dalam menghadapi tantangan ini, kita harus mempertanyakan kembali nilai-nilai dasar demokrasi dan persatuan yang kita anut, untuk memastikan bahwa Indonesia benar-benar menjadi rumah bagi semua anak bangsa, tanpa memandang latar belakang politik, agama, atau suku.

Kesimpulan: Sebuah Harapan Baru?

Dalam perjalanan Indonesia pasca tahun politik, kita menghadapi dua jalan: satu menuju perpecahan yang lebih dalam, dan satu lagi menuju pembentukan kembali persatuan yang lebih inklusif. Jalan pertama mungkin tampak lebih mudah, karena mengandalkan pada perbedaan yang tajam dan memanfaatkan ketegangan sebagai alat politik. Namun, jalan kedua adalah jalan yang lebih sulit, karena membutuhkan kedewasaan politik dan keberanian untuk menghadapi kenyataan bahwa kita semua adalah bagian dari satu bangsa yang lebih besar.

Pada akhirnya, resonansi nada persatuan tidak hanya bergantung pada apa yang kita katakan, tetapi juga pada bagaimana kita bertindak. Kita perlu melangkah maju, dengan penuh kesadaran, dan berani mengakui bahwa perbedaan bukanlah ancaman, tetapi kekuatan yang harus dihargai. Jika kita mampu melakukannya, maka Indonesia akan dapat menemukan kembali harmoni yang hilang dan melangkah menuju masa depan yang lebih baik dan lebih bersatu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun