2. Kesiapsiagaan moral dan etis – menolak segala bentuk pelanggaran etika dan hukum, meski dalam tekanan struktural.
3. Kesiapsiagaan sosial dan digital – berinteraksi secara bijak dan aktif menciptakan narasi persatuan, baik offline maupun online.
Contoh konkret dari kesiapsiagaan ini adalah ketika ASN di sebuah daerah rawan konflik aktif menyusun program pencegahan intoleransi berbasis budaya lokal, atau saat ASN membuat konten edukatif tentang Pancasila di media sosial sebagai bentuk literasi kebangsaan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Modul “Analisis Isu Kontemporer” membuka cakrawala bahwa menjadi ASN berarti siap hidup dalam kompleksitas zaman dan berani mengambil sikap kebangsaan dalam menghadapi masalah aktual. ASN yang baik bukan hanya yang mampu menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga yang mampu menganalisis akar persoalan, bersikap kritis, dan tetap berlandaskan nilai-nilai negara.
Rekomendasi strategis dari resensi ini antara lain:
1. Modul ini perlu menjadi pelatihan tahunan wajib, bukan hanya saat Latsar.
2. Perlu dibuat platform kolaboratif ASN untuk diskusi isu kontemporer lintas instansi.
3. Literasi kebangsaan dan digital harus masuk dalam evaluasi kinerja ASN.
4. ASN perlu dilatih untuk menjadi narrative builders di tengah masyarakat, bukan hanya teknokrat