Sontak dia sedikit tertawa seraya berkata
"Kau pikir aku kakek pikun, iltrntubaku tidak akan melupakanmu Ridho" ucapnya sambil merangkul ku
Dia mengambil sebungkus rokok dari kantongnya dan menawarkannya kepadaku
"Sebat..?"
"Tidak bal, aku sudah berhenti"Â
Kemudian kami pun kembali mengobrol sperti biasa, mengingat masa lalu, membuat kami merasa kembali ke masa masa indah tersebut,
Dimana Iqbal aku dan kakakku Dunya hanya sebatas murid dan guru, yg begitu dekat, karena rasa ingin tahu akan pengetahuan.
Perlahan aku merasa Iqbal adalah orang yang baik dan perlahan rasa cemas ku terhadap kakakku dengannya pun hilang.
" Ya.. aku tahu sebenarnya kau masih sulit menerima sebagai orang baru di keluarga, tapi percaya aku akan melakukan yang terbaik"
Aku tersenyum, tak apa, mungkin kakakku sudah berjumpa dengan seorang yang memang pantas untuknya, dan mungkin inilah yang terbaik, kadang memang kita harus mengikhlaskan sesuatu agar semua dapat berjalan sebaik mungkin.