Kenapa Anak Muda Memilih Jalur Ini?
Ada beberapa alasan yang sering disebut para freelancer muda saat ditanya kenapa memilih jalur ini. Sebagian besar mengaku bahwa fleksibilitas menjadi daya tarik utama.Â
Mereka tidak harus terikat jam kerja yang kaku atau datang ke kantor setiap hari. Dengan menjadi freelancer, mereka bisa mengatur waktu kerja sesuai ritme pribadi, bahkan sambil menjalani hobi, kuliah, atau aktivitas lain.
Alasan lain yang cukup sering muncul adalah potensi penghasilan yang lebih besar, terutama jika memiliki keahlian di bidang yang sedang banyak dicari, seperti desain grafis, pemrograman, penulisan konten, atau digital marketing.Â
Para freelancer ini melihat peluang besar untuk mendapatkan klien tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri, sehingga pendapatan mereka bisa jauh lebih kompetitif.
Selain itu, tidak sedikit anak muda yang mengaku memilih jalur freelance karena keinginan untuk lebih mandiri dan lepas dari sistem kerja yang dianggap terlalu kaku atau penuh tekanan.Â
Tapi, Benarkah Karena Tidak Ada Pilihan?
Di balik semua kelebihan itu, tidak sedikit yang memilih menjadi freelancer karena terpaksa. Sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap, ketatnya persaingan di dunia kerja, serta ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dan kebutuhan industri menjadi alasan utama sebagian anak muda akhirnya beralih ke jalur freelance.
Banyak lulusan perguruan tinggi yang harus menghadapi realita bahwa gelar akademis saja tidak cukup. Perusahaan-perusahaan semakin selektif, mencari kandidat dengan pengalaman, keterampilan spesifik, atau sertifikasi tambahan yang tidak selalu didapatkan di bangku kuliah.Â
Akibatnya, sebagian besar fresh graduate merasa "nyangkut" di fase mencari kerja, hingga akhirnya memutuskan untuk mencoba peruntungan sebagai freelancer.
Selain itu, kondisi ekonomi yang fluktuatif, termasuk efek dari pandemi beberapa tahun terakhir, turut mempengaruhi pasar tenaga kerja.Â