Misalnya, jika sebuah perusahaan mencari ahli pemasaran digital, maka CV yang menonjolkan pengalaman di bidang tersebut, sertifikasi terkait, atau proyek-proyek yang relevan tentu akan lebih menarik perhatian dibanding CV yang isinya umum atau tidak nyambung sama sekali.
CV yang tepat sasaran juga menunjukkan bahwa pelamar memahami posisi yang dilamar dan telah melakukan riset sebelumnya.Â
Ini memberi kesan bahwa mereka serius dan sudah menyiapkan diri, bukan sekadar mengirim lamaran ke banyak tempat tanpa seleksi.
4. CV Mencerminkan Kemampuan Berkomunikasi Tertulis
Cara seseorang menyusun CV juga menunjukkan seberapa baik ia bisa menyampaikan informasi secara jelas dan terstruktur.Â
Sebuah CV yang rapi, terorganisir dengan baik, dan mudah dibaca mencerminkan kemampuan pelamar dalam menyampaikan pesan secara efektif sebuah skill yang sangat dibutuhkan di hampir semua jenis pekerjaan.
Pilihan kata yang tepat, penggunaan poin-poin yang ringkas, serta tata letak yang enak dipandang bisa membuat HRD lebih mudah memahami kelebihan dan pengalaman pelamar.Â
Sebaliknya, CV yang penuh dengan kesalahan ketik, kalimat berbelit-belit, atau format yang berantakan justru memberikan kesan kurang teliti dan kurang profesional.
5. CV Bisa Menjadi Bahan Diskusi Saat Wawancara
Bagi HRD dan user, CV bukan hanya alat seleksi awal, tapi juga bahan pembicaraan saat wawancara. Banyak pertanyaan yang muncul selama proses wawancara berakar dari informasi yang tercantum di CV.Â
Misalnya, pengalaman kerja tertentu, proyek yang pernah dijalani, atau keahlian spesifik yang disebutkan akan menjadi titik awal diskusi.