Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Daya Beli Tertekan dan Lowongan Makin Sepi, Kenapa Kelas Menengah Cemas?

16 April 2025   20:41 Diperbarui: 17 April 2025   14:22 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: perbelanjaan ritel di kawasan BSD City. (Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Tekanan ekonomi yang terus berlanjut membuat kecemasan masyarakat kelas menengah Indonesia kian meningkat. 

Setelah beberapa bulan bertahan dengan optimisme, kini tanda-tanda kekhawatiran mulai terlihat jelas. 

Penghasilan stagnan, beban hidup meningkat, dan peluang kerja yang kian menyempit menjadi kombinasi yang memukul daya tahan kelompok ini.

Kelas menengah, yang selama ini menjadi motor penggerak konsumsi domestik, mulai mengencangkan ikat pinggang. 

Banyak yang terpaksa menunda belanja non-prioritas, mengurangi pengeluaran harian, bahkan mulai mengkhawatirkan kelangsungan pekerjaan mereka. 

Ketidakpastian ini tak hanya berdampak pada gaya hidup, tapi juga pada persepsi mereka terhadap masa depan ekonomi Indonesia.

Dalam situasi seperti ini, survei konsumen yang mencatat penurunan indeks keyakinan hanya mengonfirmasi apa yang sebenarnya telah dirasakan di lapangan: kelas menengah mulai kehilangan rasa aman finansial. 

Penurunan ini bukan tanpa alasan. Banyak keluarga kelas menengah menghadapi situasi di mana penghasilan tidak bertambah, bahkan sebagian mengalami penurunan, sementara harga-harga kebutuhan pokok terus merangkak naik. 

Kondisi ini menciptakan tekanan ganda: pendapatan tetap atau menurun, tapi pengeluaran terus meningkat. Akibatnya, daya beli mereka melemah dan ruang untuk menyisihkan dana cadangan pun semakin sempit.

Tidak sedikit yang harus mengubah gaya hidup secara drastis mulai dari mengurangi makan di luar, menunda pembelian barang konsumsi, hingga menahan diri untuk berinvestasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun