Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jalan-jalan demi Healing: Perlukah atau Hanya FOMO?

11 April 2025   08:12 Diperbarui: 11 April 2025   08:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi healing (sumber gambar: Pixabay via amanat.id)

"Dalam beberapa tahun terakhir, istilah healing menjadi bagian dari kosa kata sehari-hari, terutama di kalangan anak muda."

Kata yang dulu identik dengan proses pemulihan luka atau trauma, kini telah berubah menjadi label untuk berbagai aktivitas santai mulai dari staycation, liburan ke pegunungan, hingga sekadar nongkrong di kafe berdekor lucu.

Media sosial turut memperkuat fenomena ini. Setiap unggahan tentang liburan, pemandangan indah, atau makanan mewah sering kali disertai caption “healing dulu,” seolah itu adalah kebutuhan primer setelah rutinitas melelahkan. 

Bahkan, kadang muncul anggapan tak tertulis: kalau belum pernah healing ke tempat hits, hidupmu kurang bahagia.

Tapi di balik semua itu, muncul pertanyaan yang layak direnungkan: apakah kita benar-benar butuh healing, atau kita hanya takut merasa tertinggal karena semua orang terlihat menikmatinya?

Apa Itu Healing Sebenarnya?

Secara psikologis, healing merujuk pada proses pemulihan mental dan emosional. Artinya, ia tidak harus selalu diwujudkan dalam bentuk bepergian atau aktivitas mahal yang tampak indah di media sosial. 

Healing bisa berarti memberi waktu untuk diri sendiri, mengenali perasaan yang sedang dirasakan, dan memulihkan energi yang terkuras karena tekanan hidup sehari-hari.

Bisa jadi healing itu hanya dengan tidur cukup setelah berminggu-minggu lembur, berbincang hangat dengan orang terdekat, atau sekadar duduk tenang tanpa distraksi digital. 

Intinya bukan pada kemana kita pergi, tapi bagaimana kita memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas dan kembali seimbang. Namun, dalam praktiknya, healing sering kali disederhanakan menjadi liburan atau “me time” berbalut estetik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun