"Gen Z, generasi yang lahir di era digital dan tumbuh bersama teknologi, dikenal sebagai generasi yang cepat belajar, adaptif, dan kreatif."
Mereka terbiasa mengakses informasi dengan cepat, multitasking di berbagai platform, dan memiliki perspektif global sejak usia muda. Banyak dari mereka sudah terbiasa dengan kerja proyek, freelance, bahkan membangun personal brand sejak remaja.
Dengan modal itu, tak heran jika Gen Z dianggap punya potensi besar untuk bersaing di dunia kerja modern. Namun, ketika proses seleksi kerja dimulai, terutama di tahap interview, tantangan mulai muncul.
Banyak rekruter melaporkan bahwa meskipun Gen Z unggul secara teknis, mereka justru kesulitan mengekspresikan diri, menjawab pertanyaan dengan tepat, atau memahami dinamika komunikasi saat interview.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: kenapa Gen Z yang sebenarnya kompeten justru sering tersandung di tahap interview?
1. Kurangnya Soft Skill Latihan
Banyak Gen Z lebih terbiasa berinteraksi lewat layar. Komunikasi via chat, email, atau DM membuat mereka cakap menyampaikan ide secara tertulis, namun ketika harus berbicara langsung terutama dalam suasana formal seperti interview tantangannya jadi berbeda.
Tatap muka membutuhkan ekspresi nonverbal, kepercayaan diri, dan kemampuan membangun koneksi dalam waktu singkat. Sayangnya, ini bukan kemampuan yang otomatis terbentuk hanya karena sering berkomunikasi di dunia digital.
Akibatnya, banyak dari mereka yang terlihat ragu-ragu, tidak lugas saat menjawab pertanyaan, atau bahkan terlalu fokus mencari kata-kata yang “benar” sehingga terkesan tidak natural.
2. Tidak Paham Ekspektasi HRD