Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benarkah Ibu Adalah Role Model Pertama dalam Urusan Cinta?

9 Maret 2025   16:48 Diperbarui: 9 Maret 2025   16:48 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta ibu kepada anaknya (sumber gambar: web.suaramuhammadiyah.id)

Sebaliknya, ada juga anak yang berasal dari latar belakang keluarga yang penuh konflik, tetapi berhasil membangun hubungan yang sehat karena belajar dari kesalahan yang ia lihat di masa kecilnya. Faktor lingkungan juga berperan besar dalam membentuk pola pikir anak tentang cinta. 

Pengaruh teman sebaya, media sosial, film, dan buku dapat memberikan perspektif yang berbeda dari apa yang mereka lihat dalam keluarga. Dalam era digital saat ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang cinta dari orang tua mereka, tetapi juga dari narasi yang dibentuk oleh media. 

Ini bisa menjadi pedang bermata dua di satu sisi, mereka bisa mendapatkan wawasan baru tentang hubungan yang sehat, tetapi di sisi lain, mereka juga bisa terjebak dalam ekspektasi yang tidak realistis.

Selain itu, setiap individu memiliki karakter dan cara berpikir yang unik. Dua anak yang dibesarkan dalam kondisi keluarga yang sama bisa saja memiliki pandangan yang berbeda tentang cinta dan hubungan, tergantung pada bagaimana mereka memproses pengalaman hidupnya. 

Jadi, Apakah Ibu Benar-Benar Role Model Pertama?

Jawabannya: iya, tetapi tidak sepenuhnya menentukan. Ibu memang menjadi sosok pertama yang memperkenalkan konsep cinta dan hubungan, tetapi banyak faktor lain yang turut membentuk cara anak menjalani asmara di masa depan. 

Apa yang anak pelajari dari ibunya bisa menjadi pedoman awal, namun tidak selalu menjadi satu-satunya acuan. Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga harmonis dengan ibu yang penuh kasih sayang tidak serta-merta akan memiliki hubungan yang sempurna di masa depan. 

Sebaliknya, anak yang melihat ibunya mengalami hubungan yang buruk tidak selalu akan mengulang kesalahan yang sama. Yang terpenting, ibu tetap memiliki peran besar dalam membekali anak dengan nilai-nilai cinta yang sehat. 

Bukan dengan mengatur atau mengontrol, tetapi dengan memberi contoh yang baik, mendengarkan tanpa menghakimi, dan menjadi tempat yang aman bagi anak untuk berdiskusi. 

Pada akhirnya, ibu memang bisa menjadi role model pertama, tetapi bukan satu-satunya. Pengalaman hidup, lingkungan, dan keputusan pribadi anaklah yang akan menentukan bagaimana mereka memahami dan menjalani cinta sepanjang hidup mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun