Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Kejahatan Jalanan di Kota Besar: Akibat Krisis Ekonomi atau Buruknya Penegakan Hukum?

8 Februari 2025   09:12 Diperbarui: 8 Februari 2025   10:53 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, 16 tersangka pelaku begal di Kota Bengkulu berhasil dibekuk (sumber foto:rri/sofia harianja)

"Belakangan ini, kasus kejahatan jalanan seperti begal, perampokan, dan pencurian dengan kekerasan semakin marak terjadi di kota-kota besar di Indonesia."

Kejadian-kejadian ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi bagi korban, tetapi juga sering berujung pada cedera serius atau bahkan hilangnya nyawa. Masyarakat semakin merasa tidak aman, terutama saat harus beraktivitas di malam hari atau di daerah yang minim pengawasan.

Fenomena ini menimbulkan banyak pertanyaan: Apakah meningkatnya angka kriminalitas ini merupakan dampak langsung dari tekanan ekonomi yang semakin berat, yang membuat banyak orang nekat melakukan tindakan kriminal demi bertahan hidup? Ataukah ini mencerminkan kelemahan dalam sistem penegakan hukum yang tidak mampu memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan?

Krisis Ekonomi dan Desakan Hidup

Kondisi ekonomi yang tidak stabil sering kali menjadi pemicu meningkatnya kejahatan jalanan. Ketika harga kebutuhan pokok terus naik, lapangan kerja sulit didapat, dan pendapatan masyarakat menurun, tekanan ekonomi yang dirasakan semakin besar. 

Dalam kondisi ini, sebagian orang yang berada di garis kemiskinan atau kehilangan pekerjaan bisa merasa putus asa dan akhirnya mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminal demi bertahan hidup. Di kota-kota besar, kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dan miskin semakin terlihat jelas. 

Di satu sisi, pusat perbelanjaan mewah dan gedung-gedung pencakar langit terus bertambah, sementara di sisi lain, banyak masyarakat kelas bawah yang berjuang untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar. Ketimpangan ini menciptakan frustrasi sosial, yang bisa mendorong seseorang melakukan kejahatan, baik karena faktor ekonomi maupun rasa ketidakadilan.

Selain itu, pengangguran yang tinggi juga menjadi faktor utama. Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak, sementara pekerja informal menghadapi ketidakpastian pendapatan. 

Dalam situasi seperti ini, beberapa individu terutama mereka yang kurang memiliki keterampilan atau pendidikan terpaksa memilih jalur kriminal sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang.

Lemahnya Penegakan Hukum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun